Medan (ANTARA News) - Sejumlah guru yang melaporkan adanya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan tergabung dalam Komunitas Air Mata Guru Kota Medan mulai mendapatkan intimidasi dari pihak sekolah. Intimidasi yang dilakukan kepada guru itu berupa menarik pernyataan yang sebelumnya mereka akui terjadi kecurangan dalam pelaksanaan UN di sekolahnya, kata anggota Komunitas Air Mata Guru Kota Medan, Idrawati Sitepu, di Medan, Selasa. Selain itu, guru yang sempat membuat pernyataan itu diminta untuk tutup mulut saat dimintai keterangan oleh tim inspektorat dari Depdiknas yang turun ke sekolah-sekolah dalam beberapa hari ini. Intimidasi yang dialami guru-guru itu bersifat lansung dan tidak langsung dari pihak sekolah baik secara lisan ataupun melalui pesan singkat (sms) dari telepon seluler yang mereka miliki. Intimidasi yang dialami oleh NT dan M, dua orang guru asal Kota Medan, dan Ip, salah seorang guru di SMP Negeri Kota Tebing Tinggi, Sumut, berkaitan dengan pengakuan mereka masing-masing bahwa terjadi kecurangan UN, katanya. Sebelumnya, 30 orang lebih guru pengawas UN yang tergabung dalam Komunitas Air Mata Guru Kota Medan menyatakan ada kecurangan dari pihak sekolah dengan memberitahukan kunci jawaban soal kepada siswa SMU, SMK dan SMP saat mengikuti UN dalam bentuk dibacakan langsung oleh guru sekolah di tempat itu, melalui pesan singkat (Short Message Service/SMS) ataupun melalui selembar kertas. Akhirnya, inspektorat Depdiknas sudah turun ke sekolah-sekolah di Medan yang dilaporkan melakukan kecurangan tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007