Yogyakarta (ANTARA News) - Salah satu dari lima bayi kembar yang lahir di Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta, meninggal pada Senin (30/4) akibat infeksi darah dan sistem pernafasan serta pencernaan yang belum sempurna.Bayi yang berat badannya hanya 730 gram itu tidak mampu bertahan meskipun tim dokter telah mengerahkan kemampuannya untuk menolong bayi tersebut, kata Dr Setya Wandito SpAK, dokter yang menangani perawatan kelima bayi kembar itu kepada wartawan di RS dr Sardjito, Selasa. Jenazah bayi tersebut kini sudah diambil pihak keluarga untuk dimakamkan di daerah asal ayah bayi di Kabupaten Tulunggung, Jawa Timur. Menurut dia, tim dokter terus berupaya menolong empat bayi lainnya yang kini masih hidup dengan memberi survaktan dan obat-obatan lainnya. Kondisi mereka masih belum ada perubahan. Tiga bayi di antaranya kondisinya `kuning`, karena fungsi livernya belum matang, dan saat ini masih dilakukan fototerapi. Ketiga bayi tersebut adalah bayi yang lahir pertama, kedua dan keempat. Sedangkan yang kondisinya paling sehat adalah bayi nomor lima berjenis kelamin perempuan. Semua bayi itu sampai sekarang masih ditempatkan di dalam ventilator. Ia mengatakan, bayi yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 1.000 gram biasanya kondisinya rawan. "Jadi, walaupun kondisi fisiknya baik, tetapi perlu penanganan intensif dan harus dimonitor setiap hari, mengingat sistem organ tubuh mereka belum sempurna," katanya. Saat ini bahkan berat badan mereka diperkirakan cenderung menurun, meskipun belum dilakukan penimbangan ulang, karena masih berada dalam ventilator. Untuk menunggu berat badan mereka stabil dan dinyatakan normal, perlu waktu dua hingga tiga bulan. Humas RS dr Sardjito Heru Trisna Nugroho mengatakan, mengenai biaya perawatan, pihak keluarga sudah mengajukan permintaan keringanan kepada rumah sakit. Pihak rumah sakit telah menyarankan agar pihak keluarga bayi menggunakan Asuransi Kesehatan Warga Miskin (Askekin). Jika disetujui menggunakan Askekin, biaya perawatan akan digratiskan. Sementara itu, orangtua bayi saat ini masih bingung dan shock karena mereka masih mengkhawatirkan kondisi keempat bayinya, apalagi satu di antaranya meninggal dunia. Kelima bayi tersebut lahir prematur, karena usia kandungan ibunya, Yuli Suhana (26) hanya 29 minggu. Perempuan warga Pacitan, Jawa Timur yang bersuamikan Rudi Kuswoyo (29) itu hamil setelah menjalani terapi hormon dalam program Permata Hati RS dr Sardjito, setelah empat tahun menikah pasangan itu belum dikaruniai anak. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007