Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 42 poin menjadi Rp13.301, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.343 per dolar AS.
"Dolar AS masih berada dalam area pelemahan menyusul data ekonomi AS yang bervariasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan data pekerja di luar sektor pertanian menunjukkan kenaikan pada Januari 2017 sebanyak 227.000 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun disisi lain, rata-rata gaji per jam hanya naik 0,1 persen dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,8 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang relatif stabil juga turut menekan dolar AS di pasar Asia. Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (6/2) sore ini berada di level 53,86 per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 56,74 dolar AS per barel.
"Harga minyak mentah yang bergerak di atas 53 dolar AS per barel menjaga sentimen positif bagi mata uang negara berbasis komoditas, termasuk Indonesia," katanya.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa data ekonomi Indonesia pada 2016 masih direspon positif pelaku pasar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02 persen, setelah ekonomi pada triwulan IV-2016 tumbuh sebesar 4,94 persen.
"Ekonomi 2016 yang berada di level 5 persen masih sesuai estimasi pasar," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.329 dibandingkan Jumat (3/1) Rp13.362.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017