Dalam sebuah studi, peneliti dari University of Adelaide mengatakan beberapa obat-obatan herbal yang populer, yang telah digunakan selama beberapa generasi, sebenarnya mengandung bahan beracun dari tanaman dan hewan.
Namun obat-obatan itu hingga kini masih digunakan karena masyarakat berasumsi bisa mengambil manfaat darinya.
Penulis utama studi Prof. Roger Byard mengatakan timnya menemukan sejumlah kondisi medis akibat beberapa perawatan herbal antara lain gagal ginjal dan kerusakan hati.
"Efek samping racun obat-obatan herbal yang digunakan dalam masyarakat tradisional biasanya tidak dilaporkan. Kendati begitu, kurangnya pengamatan bisa berdampak merugikan bahkan serius, seperti gagal ginjal dan kerusakan hati yang disebabkan oleh beberapa spesies tanaman," ujar Byard.
Sementara itu, Dr. Ian Musgrave dari bagian Farmakologi, mengatakan banyak pasien tidak mau repot memeriksa bahan-bahan dari beberapa obat-obatan herbal, karena berasumsi obat itu telah digunakan sejak lampau dan aman.
Byard menganjurkan agar otoritas untuk barang terapeutik Australia (TGA), mengharuskan produsen memiliki sampel yang diuji secara independen sebelum menempatkan produk mereka di pasar demi mencegah masalah kesehatan di masa mendatang. Demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Hal serupa mungkin bisa juga dilakukan otoritas berwenang di Indonesia, demi mencegah masyarakat mengalami masalah kesehatan di masa depan.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017