Tentena, Poso (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta umat beragama di wilayah Tentena, Poso, hidup dalam suasana cinta-mencintai dan kasih-mengasihi, sehingga bisa menjaga perdamaian dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. "Saya berpesan agar umat Kristen, Katholik dan Islam menjadi umat yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan tuntunan agama sebagaimana diajarkan dalam Kitab Suci," kata Presiden dalam sambutannya saat menyerahkan bantuan dana untuk pembangunan SD, Rumah Sakit, panti asuhan dan sekolah tinggi Teologia Tentena, di depan Gereja Kristen Sulawesi Tengah, Tentena, Poso, Selasa. Menurut Presiden, jika saja semua umat beragama di Tanah Air bersungguh-sungguh dalam menjalankan ajarannya, maka sudah pasti bangsa Indonesia yang hidup dalam kemajemukan dapat mewujudkan perdamaian, sehingga mampu terhindar dari konflik dan kekerasan. Ditambahkannya umat Islam dan Kristen yang tinggal di daerah ini adalah saudara, sesama umat Tuhan. Sebab itu, tidak ada alasan bagi keduanya untuk tidak dapat bekerjasama saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai. "Ajaran Kristen mengajarkan toleransi dan mengakui kemajemukan komunitas umat beragama, dan ajaran Islam menegakkan 'tasamuh' atau sikap menghargai dan menghormati keyakinan agama-agama lain," katanya di hadapan masyarakat, pejabat pemerintah daerah, tokoh agama, pemuda, tokoh adat dan perwakilan dari berbagai sekolah di Tentena. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono juga mengharapkan di masa depan tidak ada lagi jatuh korban akibat pertikaian antar agama. "Kita tidak ingin lagi melihat jatuh korban, meski hanya satu orang. Kita juga tidak ingin lagi melihat gereja-gereka dan masjid-masjid menjadi rusak dan binasa. Oleh karena itu, gereja-gereja dan masjid perlu direhab kembali, sehingga umat beragama yang menggunakannya dapat kembali meningkatkan kualitas ibadahnya dan menjadikannya sebagai rumah Tuhan," katanya. Menurut Presiden, ajaran agama haruslah disampaikan secara persuasif, karena ajaran agama tidak dapat diajarkan kepada orang lain yang tidak meyakininya. "Negara kita dikenal masyarakat dunia sebagai bangsa yang majemuk atau bahkan paling majemuk di dunia. Oleh karena itu, para pendiri negara ini sejak awal menginginkan Indonesia menjadi negara kebangsaan yang melindungi semua suku, daerah dan golongan. Dalam hal agama, kita menolak negara sekularisme. Kita menyadari sungguh-sungguh bahwa agama hal yang fundamental dalam kehidupan bangsa," kata Presiden. Ikut mendampingi Presiden dalam kunjungan hari keduanya di Sulawesi Tengah, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensos Bachtiar Chamzah, Menag Maftuh Basyuni, Mentan Anton Apriyantono, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Gubernur Sulteng HB Paliudju dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. (*)
Copyright © ANTARA 2007