Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi, menguat tiga poin menjadi Rp9.080/9.085 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya pada Rp9.083/9.085, karena pelaku terus berspekulasi membeli rupiah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar masih memburu rupiah, sehingga mata uang lokal itu kembali menguat menjauhi level Rp9.100 per dolar AS. Namun spekulasi beli rupiah relatif kecil, karena tertahan oleh melemah pasar saham regional akibat memburuknya bursa Wall Street, katanya. Rupiah, lanjutnya, masih sulit untuk bisa mendekati level Rp9.050 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) mengantisipasi dengan masuk pasar, sehingga mata uang lokal itu berada dalam kisaran antara Rp9.070 sampai Rp9.090 per dolar AS. Apabila BI mau pergerakan rupiah diserahkan pada pasar, maka diperkirakan posisi rupiah sudah berada di bawah posisi Rp9.000 per dolar AS, katanya. Meski demikian, menurut dia secara perlahan-lahan rupiah akan bisa menuju ke arah sana, apabila dukungan pasar yang positif makin besar, apalagi pertumbuhan ekonomi dunia mulai berubah arah dari Amerika Serikat ke Eropa dan Jepang. Namun negara-negara Asia merasa khawatir dengan melambatnya pertumbuhan AS yang saat ini merupakan pasar potensial bagi produk negara-negara Asia, katanya. Selain itu, dolar AS terhadap euro juga masih merosot hingga mencapai 1,3650 dibanding hari sebelumnya, dolar AS terhadap yen menjadi 119,50. Pasar, menurut dia, juga menunggu rencana Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan suku bunga AS pada tahun ini untuk memicu pertumbuhan ekonominya, meski mereka masih khawatir dengan tingkat inflasinya. Karena, dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS memberikan tekanan negatif terhadap dolar AS dan beralih ke euro maupun yen, katanya. Sementara itu, Bank Sentral Jepang (BoJ) berencana untuk menaikkan tingkat suku bunganya untuk memicu yen menguat, setelah beberapa lama mata uangnya masih berada di bawah level 120 yen. Apabila yen mencapai 120, maka nilai tukar itu menunjukkan fundamental ekonomi Jepang cukup baik bahkan produk yang ditawarkan di luar negeri makin kompetitif demikian Kostaman. (*)
Copyright © ANTARA 2007