Keberhasilan ini antara lain karena strategi menggunakan digital tourism."
Jakarta (ANTARA News) - Banyuwangi Festival (B-Fest) 2017 diluncurkan di Jakarta sebagai salah satu kalender event pariwisata nasional yang menawarkan lebih dari 100 kegiatan festival.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan Banyuwangi Festival 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jumat.
"B-Fest yang digelar sejak 2012 dan gencar dipromosikan di media digital menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi yang paling populer di Tanah Air maupun mancanegara, sehingga tren kunjungan wisman dan wisnus ke daerah ini terus meningkat," kata Arief.
Tahun ini B-Fest menyiapkan lebih dari 100 kegiatan festival yang diselenggarakan di berbagai daerah di Tanah Air sebagai daya tarik untuk mendatangkan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan menggerakkan 265 juta wisatawan nusantara (wisnus) sebagai target tahun ini.
Selain itu Banyuwangi Festival 2017 akan disemarakkan dengan 72 gelaran event besar yang menjadi ikon daerah dan event anyar yang akan menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi sepanjang tahun ini.
Tercatat sampai November 2016 kunjungan wisman ke Banyuwangi mencapai 75 ribu sekitar 30 persen mengunjungi Gunung Ijen, sedangkan wisnus sebanyak 2,7 juta atau jauh melampaui target yang ditetapkan.
"Keberhasilan ini antara lain karena strategi menggunakan digital tourism," katanya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan lebih jauh, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Banyuwangi juga karena ditunjang dengan aksesibilitas transportasi udara (selain transportasi lewat darat bus dan kereta api maupun melalui jalur laut) yang baik.
"Sejak ada penerbangan langsung dari Surabaya-Banyuwangi melalui Bandara Blimbingsari (PP) dan Denpasar-Banyuwangi PP pada 2014 kunjungan wisman dan wisnus ke Banyuwangi melonjak tajam," kata Arief Yahya.
Ia mengatakan kunci sukses pariwisata Banyuwangi karena berhasil menerapkan digital tourism, konektivitas udara, menyusul homestay (pondok wisata) yang ketiganya merupakan program prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Bupati Banyuwangi Abudllah Azwar Anas mengatakan, penyelenggaraan B-Fest tidak hanya untuk mempromosikan pariwisata, namun juga untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat ke masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah serta sebagai wadah dalam menampung potensi kreativitas anak muda.
"B-Fest kami hadirkan tiap tahun sebagai rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, mulai seni dan budaya, kekayaan alam, dan kreativitas rakyat. Termasuk event dan kreasi baru juga akan kami sajikan. Tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakat," kata Azwar Anas.
Dari 72 gelaran event B-Fest 2017 akan disajikan event besar yang telah menjadi ikon daerah seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017), Banyuwangi Ethno Carnival (11 November 2017), Festival Gandrung Sewu (8 Oktober 2017), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September 2017), dan Jazz Ijen (6-7 Oktober 2017), selain event baru yang akan menjadi magnet baru antara lain; Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September 2017) dan Festival Bambu (12-13 Mei 2017).
Azwar Anas menjelaskan, mengawali kegiatan telah digelar Festival Sedekah Oksigen dan Festival Jeding Rijig (toilet bersih) yang berlangsung di Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi pada 25 Januari 2017.
"Tahun ini kami juga menggelar event baru Festival Sastra (26 -30 April 2017) dan Festival Teknologi Inovatif (19-22 Juli 2017). Tujuannya tak lain untuk merangsang minat anak muda pada sastra dan inovasi teknologi. Kalau difestivalkan, tumbuh perhatian pada dua bidang tersebut," kata Anas.
Azwar Anas mengatakan, B-Fest 2017 kali ini akan menjadi ajang istimewa bagi industri fesyen daerah karena ada 5 event untuk memamerkan potensi desainer daerah mulai dari ajang Indonesia Fashion Week (4 Februari 2017), Green & Recycle Fashion Week (25 Maret 2017), Kebaya Festival (22 April 2017), Banyuwangi Batik Festival (29 Juli 2017), dan Banyuwangi Fashion Festival (14 Oktober 2017).
"Kami ingin para pelaku industri fesyen Banyuwangi semakin maju, mampu meningkatkan kualitas produknya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya," kata Anas.
B-Fest 2017 juga makin semarak dengan hadirnya event-event baru yang menjadi wadah bagi kreativitas anak muda dan mendorong sektor ekonomi kreatif.
Seperti Festival Video Kreatif (26 Juli 2017) yang menampilkan potensi tiap desa dan Festival Dandang Sewu (4-5 Agustus 2017) yang menyajikan kreasi di sentra produksi alat masak.
"Kami ingin Banyuwangi Festival menjadi wadah bagi pemberdayaan anak muda dan ekonomi masyarakat," cetusnya.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni 2017), Seblang (30 Juni & 5 September 2017), Tumpeng Sewu (24 Agustus 2017), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober 2017), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober 2017).
"Kami juga menggelar Agro Expo (13-20 Mei 2017), Festival Durian (20 Mei 2017) dan Fish Market (3 Oktober 2017) untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan durian merah yang menjadi buah khas Banyuwangi," ujar Anas.
Misalnya, bakal ditampilkan durian merah yang menjadi buah khas Banyuwangi.
Untuk Festival Kuliner akan diangkat "pecel pithik" salah satu kuliner khas masyarakat Suku Osing Banyuwangi yang diharapkan semakin dikenal oleh wisatawan saat bertamasya rasa di depot-depot Banyuwangi.
Untuk sport tourism, selain menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017) juga ada Banyuwangi International Ijen Green Run (23 Juli 2017), Banyuwangi International BMX (22-23 April 2017), dan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus 2017).
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017