New York (ANTARA) - Ero mengapung mendekati rekor tertingginya terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Senin, setelah sebuah laporan pemerintah mengungkapkan sebuah indikasi peningkatan inflasi yang merintangi penurunan suku bunga AS, kata para analis. Pada pukul 2100 GMT, ero dipindahtangankan pada 1,3649 dolar dibandingkan dengan 1,3650 dolar pada akhir Jumat, meski mata uang tunggak itu pada awalnya diperdagangkan naik menjadi 1,3679 dolar, dan mencapai rekor 1,3682 pada Jumat. Sementara terhadap mata uang Jepang, dolar turun menjadi 119,41 yen dari 119,59, namun naik menjadi 1,2067 franc Swiss dari 1,2055 franc. Pounds sedikit menguat menjadi 1,9994 dolar dibandingkan dengan 1,9974 dolar pada akhir Jumat. Mata uang Inggris juga telah meningkat kuat terhadap dolar pada bulan-bulan terakhir di tengan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Para pedagang mengatakan dolar telah naik terhadap euro menyusul pengumuman sebuah laporan belanja konsumen dan pendapatan probadi pada Maret. Pertumbuhan belanja konsumen pada Maret terbatas di tengah melemahnya pasar perumahan dan tingginya harga bensin, sekalipun pendapatan personal mereka masih menguat, kata laporan. Departemen perdagangan mengatakan belanja konsumen hanya naik 0,3 persen pada Maret, mengecewakan para analis Wall Street yang telah memperkirakan kenaikan sedikitnya 0,5 persen. Belanja konsumen melambat dari angka revisi 0,7 persen pada bulan sebelumnya, demikian AFP. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007