... Pejabat publik ya, minta maaf ke publik ya mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berarti hati-hatilah...Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, seorang pemimpin jangan terlalu sering meminta maaf, yang berarti pemimpin itu melakukan kesalahan yang sama dan tidak berhati-hati.
"Karena terlalu sering minta maaf berarti membuat kesalahan. Kenapa pemimpin membuat kesalahan yang sama? Berarti dia tidak hati-hati," ujar Kalla, di Jakarta, Jumat.
Beberapa hari lalu, terdakwa kasus penodaan agama yang juga kandidat calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, menyiarkan rekaman video ke media sosial berisikan permintaan maaf kepada Rais Aam PB Nahdlatul Ulama yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amin.
Permintaan maaf Purnama itu terkait pernyataannya dalam persidangan kasus penistaan agama pada Selasa (31/1).
Dalam video yang berdurasi sekitar tiga menit 38 detik, Purnama meminta maaf kepada Kiai Ma'ruf jika dalam persidangan ada pernyataan yang terkesan memojokkan.
Saat persidangan, pertanyaan Purnama yang diajukan kepada Kiai Ma'ruf dinilai tendensius, terutama saat menanyakan kedekatan ulama tersebut dengan Presiden keenam, Susilo Yudhoyono.
Sebelumnya pada 10 Oktober 2016, orang yang sama --Purnama-- juga meminta maaf kepada umat Islam soal dugaan penodaan agama terkait dengan surat Al Maidah 51.
Dari permintaan maaf seperti dilakukan salah seorang kandidat calon gubernur itu, kata Kalla, maka masyarakat sendiri yang akan menilai.
"Pejabat publik ya, minta maaf ke publik ya mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berarti hati-hatilah," katanya.
Dalam video yang berdurasi sekitar tiga menit 38 detik, Purnama meminta maaf kepada Kiai Ma'ruf jika dalam persidangan ada pernyataan yang terkesan memojokkan.
Saat persidangan, pertanyaan Purnama yang diajukan kepada Kiai Ma'ruf dinilai tendensius, terutama saat menanyakan kedekatan ulama tersebut dengan Presiden keenam, Susilo Yudhoyono.
Sebelumnya pada 10 Oktober 2016, orang yang sama --Purnama-- juga meminta maaf kepada umat Islam soal dugaan penodaan agama terkait dengan surat Al Maidah 51.
Dari permintaan maaf seperti dilakukan salah seorang kandidat calon gubernur itu, kata Kalla, maka masyarakat sendiri yang akan menilai.
"Pejabat publik ya, minta maaf ke publik ya mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berarti hati-hatilah," katanya.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017