`nek rak iso ngendikan sing apik yo meneng wae` (kalau tidak bisa berbicara yang baik, lebih baik diam saja)
Semarang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengimbau seluruh masyarakat provinsi ini untuk mengedepankan toleransi antarumat beragama dalam menyikapi berbagai masalah yang terjadi.
"Kami mengimbau masyarakat tidak gegabah dan tidak mengambil langkah sendiri-sendiri. Kita tidak ingin ada kekacauan agar semua tenang dalam beribadah, mencari rezeki, dan beraktivitas sehari-hari," kata Ketua MUI Jawa Tengah KH. Ahmad Darodji di Semarang, Jumat.
Menanggapi permintaan maaf Gubernur DKI Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Ahmad Darodji berharap Ahok benar-benar tulus meminta maaf.
"Dalam agama kami ada tobat nasuha, kita lihaf apakah maafnya sudah betul-betul dan tidak ada kekufuran lagi, mudah-mudahan permintaan maafnya tulus," ujar Ahmad.
MUI Jateng meminta Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama bijak menentukan langkah selanjutnya.
Ia mengungkapkan, dari hasil pertemuan yang dihadiri sebagian besar pengurus MUI Jateng beberapa waktu lalu, diperoleh kesepakatan bahwa semua pihak berkomitmen menjaga keutuhan bangsa, menyadari bahwa kondisi saat ini tidak normal, mengakui sisi positif pada pihak lain, menyaring informasi yang bisa diteruskan kepada orang lain dan yang harus disimpan sendiri.
"Kesejukan kondisi itu nomor satu, oleh karena itu monggo kita sejukkan kondisi, jangan ada pernyataan yang mengundang kontroversi, syukur-syukur memberi contoh yang menyejukkan," kata Ahmad.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jateng Ali Mufiz mengharapkan semua pihak saling menghormati keberadaan masing-masing. Ali juga meminta semua orang menjaga tutur kata dan perkataannya.
"Penggunaan bahasa yang santun itu menjadi sesuatu yang lebih penting sehingga harus ada kesadaran dalam memilih kata-kata, nek rak iso ngendikan sing apik yo meneng wae (kalau tidak bisa berbicara yang baik, lebih baik diam saja)," tandas Ali.
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017