Pekanbaru (ANTARA News) - Kementerian Sosial (Kemensos) RI berupaya membantu pemulihan psikologis dan ingatan 17 anak korban penelantaran panti asuhan Yayasan Tunas Bangsa yang kini diamankan Dinas Sosial Provinsi Riau.
"Kemungkinan mereka trauma. Untuk itu dibutuhkan kemampuan pekerja Dinsos tingkat advance (lanjut) untuk melakukan asesmen ke anak-anak tersebut," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos, Kanya Eka Santi di Pekanbaru, Kamis.
Rombongan Kemensos menyambangi anak-anak korban penelantaran panti asuhan Tunas Bangsa di Dinas Sosial Provinsi Riau, Kota Pekanbaru hari ini.
Kanya mengatakan saat ini anak-anak tersebut masih belum bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Mereka, katanya, lebih banyak lupa daerah asal mereka dan butuh pengasuhan serta terapi yang baik.
"Makanya tadi saya sampaikan (ke Dinsos Riau) dengan (cara) mobile mapping, ke tempat-tempat mungkin mereka ingat, seperti apa," ujarnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada Dinsos Riau agar bekerja lebih keras untuk melacak keberadaan keluarga mereka.
"Karena tempat terbaik untuk anak adalah keluarga," tuturnya.
Meski begitu, dia meminta jika keluarganya sudah ditemukan, harus dipastikan apakah keluarganya bisa dipercaya untuk mendidik anak-anak tersebut atau lebih baik diamankan bersama Dinsos Riau.
Untuk diketahui, anak-anak itu dievakuasi oleh LPA Riau dan Dinas Sosial Riau pada pekan lalu dari sebuah panti asuhan dibawah naungan Yayasan Tunas Bangsa, Jalan Singgalang Lima, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Selama di panti, mereka diduga ditelantarkan. Mulai dari tempat tinggal hingga makanan yang tidak layak. Kasus ini sendiri terungkap berawal dari kematian bayi berusia 18 bulan bernama M Zikli yang diduga menjadi salah satu korban penelantaran tersebut.
Hingga kini kasus itu terus diusut aparat Polresta Pekanbaru.
(Baca juga: Polda Riau: tujuh balita Panti Asuhan Tunas Bangsa meninggal)
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017