Direktur WHO Margaret Chan mengatakan bahwa virus tersebut, yang berhubungan dengan deformasi di bagian kepala dan otak bayi, masih tetap tersebar di sebagian besar dunia.
Maski kemajuan pencegahan efektif telah dilakukan, dengan beberapa obat yang saat ini sedang dalam masa uji coba klinis, "Sebuah vaksin yang dinilai cukup aman untuk digunakan wanita usia subur kemungkinan tidak dapat digunakan sebelum 2020," kata Chan.
WHO mengumumkan pada November bahwa Zika tidak lagi masuk dalam keadaan darurat di masyarakat, meski Chan mengatakan pada Rabu bahwa WHO sedang menyiapkan program pendukung baru untuk negara-negara di seluruh dunia.
Wabah virus tersebut, yang muncul di Brasil pada 2015, telah memengaruhi 70 negara.
Pada Juni tahun lalu, WHO mengatakan bahwa 122 juta dolar Amerika (sekitar Rp1,63 triliun) dibutuhkan untuk mendanai sebuah rencana selama 18 bulan untuk melawan infeksi virus tersebut terhadap wanita usia subur, demikian dikutip dari AFP. (hs)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017