Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pada triwulan pertama 2007 mencatat penurunan laba bersih Rp179,09 miliar atau 25,82 persen dari Rp693,59 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp514,50 miliar. Sekretaris Perusahaan PGN Widyatmiko Bapang dalam siaran pers di Jakarta, Senin malam, mengatakan penurunan laba bersih disebabkan kerugian selisih kurs Rp95,35 miliar menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Selain itu, beban pajak perseroan yang meningkat menjadi Rp256,77 miliar akibat peningkatan laba gabungan perseroan yang tanpa anak perusahaan, sebelum pajak," katanya. Namun, lanjut Widyatmiko, dalam laporan keuangan triwulan pertama 2007 (unaudited) tersebut, PGN membukukan peningkatan pendapatan Rp129,84 miliar atau 7,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,717 triliun menjadi Rp1,846 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut juga diikuti dengan perolehan laba usaha triwulan pertama 2007 Rp809,42 miliar yang meningkat Rp78,27 miliar atau 10,70 persen dari periode yang sama tahun 2006 Rp731,15 miliar. Widyatmiko mengatakan, peningkatan pendapatan Rp129,84 miliar berasal dari bisnis distribusi yang semula Rp1.409,34 miliar pada triwulan pertama 2006 menjadi Rp1.559,67 miliar triwulan pertama 2007. "Ada peningkatan Rp150,33 miliar atau 10,67 persen," katanya. Di sisi lain, pendapatan bisnis transmisi turun Rp20,48 miliar atau 6,67 persen dari Rp307,20 miliar menjadi Rp286,72 miliar yang disebabkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Lebih lanjut Widyatmiko menjelaskan, peningkatan pendapatan bisnis distribusi disebabkan kenaikan volume 8,38 persen, yaitu dari 337 MMSCFD pada triwulan pertama 2006 menjadi 369 MMSCFD pada triwulan pertama 2007. Sedangkan, peningkatan volume transmisi 4,66 persen, yaitu dari 676 MMSCFD pada triwulan pertama 2006 menjadi 707 MMSCFD pada triwulan pertama 2007. "Meski, peningkatan volume transmisi ini tidak dapat menutup penurunan pendapatan transmisi yang disebabkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada periode triwulan pertama 2007," ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007