Selain biaya perpanjangan STNK dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) yang memberikan kontribusi tertinggi adalah harga cabai rawit, pulsa ponsel, tarif listrik dan bensin,"

Surabaya (ANTARA News) - Inflasi Jatim Januari 2017 sebesar 1,52 persen diduga akibat kenaikan biaya perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang memberikan andil tertinggi, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono.

"Selain biaya perpanjangan STNK dan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) yang memberikan kontribusi tertinggi adalah harga cabai rawit, pulsa ponsel, tarif listrik dan bensin," kata Teguh saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan dari tujuh kelompok pembentuk inflasi di Jatim, kelompok transportasi dan komunikasi serta jasa keuangan memberikan andil terbesar, karena juga ditunjang adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

"Untuk BBM per 5 Januari 2017 pemerintah telah menaikkan harga BBM nonsubsidi mulai dari jenis Pertalite hingga Pertamax Turbo dengan rata-rata sebesar Rp300 per liter," tutur Teguh.

Kemudian, andil kedua adalah dari kelompok perumahan, air, listrik, gas bahan bakar, serta kenaikan tarif listrik yang juga memberikan andil inflasi.

"Utamanya kenaikan tarif listrik pada Desember 2016 yang oleh pelanggan pascarbayar baru dirasakan dampaknya pada Januari 2017," ucapnya.

Untuk komoditas cabai rawit, diakui Teguh telah bergejolak sejak Desember 2016, akibat faktor curah hujan yang masih tinggi hingga Januari 2017 yang mengakibatkan stok cabai rawit di pasar sangat terbatas.

Sementara itu, yang menjadi penolong menahan laju inflasi Jatim adalah bawang merah, telur ayam ras, angkutan udara, tarif kereta api dan cabai merah.

"Sebab, di beberapa daerah pusat bawang sedang memasuki masa panen sehingga harga merah sedikit menurun karena pasokan ke pasar juga meningkat," tambahnya.

Teguh mengemukakan, secara tahun ke tahun atau "year on year" (y to y) inflasi Januari 2017 lebih tinggi mencapai 3,62 persen, sedangkan pada Januari 2016 mencapai 3,54 persen.

"Untuk wilayah atau kabupaten/kota, Surabaya menempati inflasi tertinggi mencapai 1,76 persen, dan terendah adalah Banyuwangi sebesar 0,66 persen," jelasnya.

Pewarta: Abdul Malik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017