Jakarta (ANTARA News) - Pasar finansial global melemah, salah satunya penyebabnya diyakini adalah kebijakan imigirasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga membuat banyak pihak segera berpikir ulang terkait dengan dampak kebijakan itu terhadap aspek lainnya.
"Tidak diragukan pula gejolak yang disebabkan oleh larangan masuk untuk warga negara tertentu ke Amerika Serikat yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump, dan menyebabkan kemarahan di seluruh dunia, berkontribusi dalam atmosfer yang menegangkan saat ini," kata VP of Market Research FXTM Jameel Ahmad dalam rilis, Rabu.
Dia memaparkan setelah sejumlah indeks bursa global seperti Dow Jones, NASDAQ, dan S&P 500 mencapai level rekor tertinggi pekan lalu dan gelombang positifnya mencapai pasar Asia dan Eropa, kehati-hatian mewarnai pasar finansial.
Alasan kehati-hatian ini, lanjutnya, dan melemahnya pasar Eropa mungkin karena para investor mulai mencerna pergerakan luar biasa di pasar AS pekan lalu.
Jameel Ahmad menilai investor dengan cepat memperhitungkan potensi dampak deregulasi, belanja infrastruktur, dan pertumbuhan lapangan kerja di ekonomi AS.
"Saya rasa tidak mungkin apabila setelah menempatkan premi harga yang sangat tinggi berdasarkan janji fiskal, investor sekarang tidak memperhitungkan kembali kerugian apa yang disebabkan Trump dengan mengimplementasikan janji-janji lain yang membuktikan kampanye politik yang membingungkan dan agresif ini," paparnya.
Dia juga mengingatkan segala hal yang dilakukan Presiden Trump yang dapat memicu kemarahan, seperti membangun dinding perbatasan serta melarang masuknya warga negara tertentu, atau memulai perang perdagangan berisiko menciptakan dan memperburuk persepsi negatif tentang AS.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengimbau seluruh WNI yang bermukim di Amerika Serikat untuk tetap tenang setelah penandatanganan perintah eksekutif tentang keamanan perbatasan dan peningkatan penegakan imigrasi oleh Presiden AS Donald Trump.
Melalui keterangan pers di Jakarta, Minggu (29/1), Kementerian Luar Negeri RI meminta WNI di AS untuk tetap menghormati hukum setempat dan ikut menjaga ketertiban umum di lingkungan masing-masing.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi, Menlu Retno telah memerintahkan seluruh perwakilan RI di Washington DC, Chicago, Houston, Los Angeles, New York, dan San Francisco untuk mengaktifkan layanan hotline 24 jam.
"Pemerintah Indonesia melalui perwakilan RI di seluruh Amerika Serikat terus mengamati perkembangan yang terjadi dan akan mengantisipasi dampak yang mungkin timbul bagi WNI," ujar Direktur Jenderal Perlindungan WNI-BHI Lalu Muhammad Iqbal.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017