Jakarta (ANTARA News) - Proyek revitalisasi jalur kereta api Jakarta-Surabaya yang awalnya hanya kecepatan medium mungkin bisa ditingkatkan menjadi kereta cepat (high speed) apabila jalur rel yang dibangun secara layang (elevated).
"Ya, kalau KA high speed, itu semuanya elevated," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai pelantikan Kepala Basarnas di Kementerian Perhubungan, Jakarta,Rabu.
Budi menuturkan opsi ini ditawarkan karena saat ini untuk pengerjaan proyek jalur KA dengan kecepatan menengah masih menghadapi kendala banyaknya perlintasan sebidang hingga berjumlah 1.000 lintasan sepanjang Jakarta-Surabaya.
"Kalau medium speed kita harus satu membuat double track (jalur ganda), yang kedua harus menghilangkan perlintasan sebidang, ketiga elektrifikasi," kata Budi.
Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan kesempatan kepada Jepang sebagai investor untuk mengkaji kemungkinan perubahan itu.
"Jadi begini, idenya Bapak Presiden itu, makanya diberikan kesempatan kepada Jepang untuk memberikan proposal, Pak Presiden ingin tahu kalau medium speed atau high speed itu bagaimana," kata Budi.
Budi menjelaskan hal itu perlu dikaji lebih rinci karena merupakan proyek infrastruktur transportasi jangka panjang.
Terkait membengkaknya investasi karena diperkirakan memakan biaya dua kali lipat apabila dibangun jalur layang, Budi berjanji untuk menggandeng pihak swasta.
"Dari pembahasan dengan Menko Maritim memang ada hal yang mesti dari APBN karena beberapa aset-aset yang milik negara, tapi ada juga yang di atasnya swasta, jadi kombinasi," kata Budi.
Dia menyebutkan prakiraan investasi untuk KA kecepatan menengah Jakarta-Surabaya adalah Rp80 triliun. "Itu masih semi cepat dan belum elevated," kata Budi.
Budi masih menunggu proposal dari Jepang dan kajian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).
Ia menambahkan apabila dimungkinkan menjadi jalur kereta cepat, maka kecepatannya akan meningkat tidak lagi 160 km per jam, tetapi 350 km per jam.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017