... harus dipromosikan sebagai sumbangan muslim Indonesia kepada tatanan dunia yang lebih damai dan harmonis...

London (ANTARA News) - PCI NU Belanda menyesalkan aksi intoleran dan kekerasan bermotif sentimen primordialisme di berbagai belahan dunia, ideologi populisme berbasis sentimen primordial kian menguat di berbagai penjuru dunia, termasuk di negara-negara dengan tradisi demokrasi dan hak-hak sipil yang kuat.

Hal itu terungkap dalam acara tasyakuran peringatan HUT ke-91 Nahdlatul Ulama, sebagai refleksi yang diadakan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCI NU) Belanda, Selasa. NU sampai saat ini adalah organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.

Acara berlangsung di kediaman KH Ade Syihabuddin, syuriah PCI NU Belanda, di Den Haag, Belanda, yang dihadiri jajaran PCI NU Belanda, warga Nahdliyin maupun para pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi lanjut di Belanda.

Katib Syuriyah PCI NU Belanda, M Shohibuddin, mengatakan, PCI NU Belanda menyesalkan aksi intoleran dan kekerasan yang bermotif sentimen primordialisme di berbagai belahan dunia. PCI NU Belanda menyikapi serius kejadian semacam ini. "Untuk itu, PCI UN Belanda akan mempromosikan Islam Nusantara sebagai Islam yang moderat di Indonesia," ujarnya

Pada saat yang sama, PCI NU Belanda menyadari gejala sama sekarang juga merebak di Tanah Air. Hal ini tentu harus menjadi bahan refleksi dan pemikiran-ulang bagi umat Islam di Indonesia, khususnya kalangan Nahdliyyin, ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tanfidziyah PCI NU Belanda, Fachrizal Afandi, menyatakan tugas PCI NU sebagai duta NU di luar negeri semakin berat dan menantang. Untuk itu, pelaksanaan Konferensi Cabang kedua PCI NU Belanda pada Maret 2017 mendatang akan dijadikan momentum untuk mempromosikan Islam Nusantara ke publik Barat.

"Islam Nusantara harus dipromosikan sebagai sumbangan muslim Indonesia kepada tatanan dunia yang lebih damai dan harmonis. Islam Nusantara harus menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia dalam rangka menghilangkan islamofobia di Dunia Barat," kata kandidat doktor di Leiden University itu.

Dalam rangka mematangkan konsep Islam Nusantara sebagai salah satu bentuk diplomasi budaya Indonesia di ajang internasional, beberapa rangkaian kegiatan akan diadakan PCI NU Belanda selama tiga hari dari tanggal 27 sampai 29 Maret sebagai bagian dari pelaksanaan Konfercabnya yang kedua.

Ketua Panitia Konferensi Internasional, Ibnu Fikri, mengatakan, serangkaian kegiatan ini diadakan dibuka dengan Pameran Foto bertema Rethinking Indonesia's Islam Nusantara: From Local Relevance to Global Significance. Acara ilmiah ini diadakan bekerja sama Kementerian Agama dan Vrije Universiteit di Amsterdam. Sebagai kelanjutannya, diadakan Konfercab PCI NU Belanda bertempat di Masjid Al-Hikmah, Den Haag.

Dalam forum ini juga akan dilakukan Bahtsul Masail untuk menjawab masalah keagamaan di kalangan muslim Belanda. Selain itu akan adakan pemutaran dan diskusi film berjudul Jalan Dakwah Pesantren di Universitas Leiden, Belanda.

Sebagai penutup rangkaian Konfercab ini adalah Gala Dinner dan Malam Kebudayaan yang akan diselenggarakan di KBRI Den Haag dengan menghadirkan enam dubes Indonesia berlatar belakang santri yang bertugas di berbagai negara.

Para duta besar ini akan menyampaikan pidato kebudayaan dengan penekanan pada bagaimana mempromosikan Islam Nusantara sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia di negara mereka bertugas. "Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut rangkaian kegiatan ini, silahkan lihat di website kami," demikian Fikri.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017