"Menurut saya, kita tidak perlu terlalu reaktif menyikapi kebijakan yang dilahirkan negara-negara lain, baik negara tetangga, sahabat, maupun negara lain di luar kita," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai menghadiri upacara wisuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Pada Jumat (27/1) lalu, Trump menandatangani surat perintah yang memberlakukan penundaan selama empat bulan untuk mengizinkan pengungsi dari Suriah masuk ke AS dan untuk sementara melarang masuk pengunjung dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Ketujuh negara itu adalah Suriah, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman.
Bagaimanapun juga, kata Lukman, masyarakat Indonesia harus tetap menghormati negara-negara lain yang memiliki kewenangan atau otoritas untuk mengeluarkan kebijakan sendiri.
Meski demikian, ia mengatakan sekarang ini setiap warga negara, termasuk warga negara Indonesia (WNI) tidak hanya menjadi warga di negaranya sendiri, melainkan sudah menjadi warga dunia.
"Tentunya, beberapa saran, masukan, dan lain sebagainya dari kita sebagai warga dunia diharapkan bisa menjadi perhatian bagi setiap negara, sebagaimana kita memperhatikan masukan dari negara lain," ungkapnya.
Jadi, kata dia, secara khusus Presiden RI Joko Widodo, dan lebih khusus lagi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tentunya selalu proaktif dalam menyikapi setiap perkembangan di berbagai belahan dunia.
"Secara khusus Bapak Presiden, dan lebih khusus lagi Menlu akan proaktif menyikapi setiap perkembangan di belahan manapun. Sebagai bagian yang tidak terhindarkan dalam kehidupan percaturan dunia," pungkas Menag.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017