Jakarta (ANTARA News) - Rumah berlantai dua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur yang merupakan tempat tinggal Firza Husein itu dicat pink pucat dengan pagar putih yang tertutup rapat.
Tidak ada tanda-tanda aktivitas di rumah bernomor 40A itu, kecuali jemuran pakaian yang terlihat di beranda lantai dua.
Firza yang menjadi salah satu tersangka makar bukanlah orang yang gemar bergaul dengan tetangga. Seorang pekerja bengkel yang terpisah satu rumah dari kediaman Firza membenarkan bahwa perempuan yang sehari-hari mengenakan jilbab itu memang tinggal di sana.
"Itu rumah orangtuanya," kata tukang bengkel yang enggan menyebut namanya kepada ANTARA News, Senin.
Ia mengaku tidak tahu keberadaan Firza maupun orangtuanya karena mereka jarang terlihat ada di rumah.
"Mungkin di Pontianak, rumah (lain) orangtuanya," katanya.
Kalaupun ada orang di rumah, kemungkinan besar asisten rumah tangga atau bahkan putri tunggal Firza yang duduk di bangku SMA. "Tapi saya enggak tahu juga," imbuh pria yang sejak lahir menetap di daerah tersebut.
Tukang bengkel ini juga pernah membantu membereskan pekerjaan di rumah Firza, seperti mengecat rumah. Namun, ia bersikeras tidak pernah mengobrol atau mengenal perempuan itu secara dekat. Interaksi mereka hanya sekadar saling menyapa bila bertemu.
"Udah lama sih enggak kelihatan," katanya.
Menurut istri ketua RT.03 Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, rumah itu dimiliki Husein, ayah Firza.
"Saya saja (di sini) dari (tahun) '84, dia antara 20-25 (tahun) kayaknya. Tapi enggak pernah kumpul sama kita," kata Suwarni saat ditemui Antara News di kediamannya.
Jarang bergaul
Keluarga Husein, termasuk Firza, dikenal sebagai orang yang tertutup meski tetap ramah pada tetangga. Minimnya interaksi dengan orang sekitar bahkan membuat Suwarni tidak tahu banyak soal tetangga, bahkan ia tidak tahu kapan Firza ada di rumah.
"Enggak tahu lagi ke rumah mamanya, apa kerja, apa ke luar negeri," kata dia.
Kondisi rumah Firza disebutnya selalu tertutup. Bila ada urusan RT, misalnya soal sumbangan, ada asisten rumah tangga yang membukakan pintu atau menjadi perantara dengan tuan rumah.
"Memang susah buka pintu, yang buka biasanya pembantu, kalau butuh kasih surat ya dikasih ke pembantu," katanya.
Suwarni mengatakan keluarga Firza juga tidak pernah sekalipun mengadakan acara di rumah yang mengundang para tetangga. Sebagai tetangga, ia juga tidak tahu kehidupan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana itu, soal pekerjaan atau keluarga.
Catatan keluarga di RT tersebut hanya meliputi orangtua Firza. Ia tidak tahu persis apakah Firza --yang dikabarkan janda-- punya saudara kandung, berapa anaknya atau sudah bersuami lagi atau belum.
"Pernah dulu waktu dia belum kerja dan nikah, saya jualan buah dan dia suka beli. Pernah sesekali mengobrol, lama dia tidak ada, tahu-tahu punya suami," ujarnya.
Terakhir kali mereka bertemu berpapasan secara tidak sengaja di RS Haji, Jakarta Timur yang tidak jauh dari rumahnya.
"Desember kemarin, enggak tahu dia kontrol atau apa," katanya.
Selain itu, ia mengatakan tidak ada aktivitas mencurigakan di kediaman Firza terlepas dari beredarnya berita soal dugaan makar beberapa waktu lalu.
"Di rumah sini enggak ada kegiatan apa-apa, setahu saya di sini adem-adem aja," katanya.
Ia menambahkan dua pekan lalu ada orang dari Polda Metro Jaya ke rumah ketua RT soal Firza meski ia tidak tahu betul apa keperluannya. Sejauh ini dia juga tidak pernah tahu ada publik figur yang pernah mengunjungi rumah Firza. (Baca juga: Polda Metro segera rampungkan berkas BAP tersangka makar)
"Kalau ada, pasti orang sini udah ramai karena kenal (wajah publik figur)" katanya.
Ahmad Dhani sempat menyebutkan nama tersangka Firza Husein yang memintanya untuk menyiapkan mobil komando guna keperluan aksi 212 namun batal.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017