Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Perayaannya tahun baru Imlek 2.568 di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berlangsung meriah meski diiringi hujan yang terjadi beberapa kali sepanjang Sabtu siang.
"Mudah-mudahan saja hujan ini pertanda tahun ini menjadi tahun yang sejuk, damai dan penuh kesuksesan bagi kita semua. Meski hujan, tapi tidak mengurangi makna perayaan Imlek," kata Rudi, salah seorang warga Sampit, Sabtu.
Hujan terjadi pagi, kemudian reda. Saat siang hujan kembali terjadi cukup deras dan disertai angin kencang. Hujan kembali terjadi pada sore hari.
Meski begitu, hujan tidak mengurangi kemeriahan perayaan Imlek tahun dengan shio Ayam Api. Selain memadati vihara dan klenteng, warga mengisi kegiatan dengan bersilaturahmi. Tidak hanya warga keturunan Tionghoa, warga lainnya juga turut bertamu sebagai bentuk tolerasi dan kerukunan masyarakat.
Warga keturunan Tionghoa sudah menyatu dengan masyarakat lainnya. Bahkan sebagian besar dari mereka lahir dan besar di Kotawaringin Timur.
Pemuka agama di Kelenteng Kong Miao Lintang Harmoni Kehidupan, Xie Shi Suhendar mengatakan, kesederhanaan perayaan Imlek tahun ini menjadi gambaran keprihatinan terhadap beberapa kejadian di tingkat nasional. Dia berharap di tahun baru ini, masyarakat Indonesia makin rukun, aman, damai dan sejahtera.
"Semoga kebahagiaan dan kesuksesan menyertai kita lebih baik lagi di tahun Ayam Api ini. Apa yang terjadi di tahun sebelumnya harus menjadi pembelajaran," harap Suhendar.
Dia mengajak setiap warga mengintrospeksi diri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Kebersamaan dan kerukunan harus dipererat agar Indonesia makin kuat.
Sementara itu, kemeriahan perayaan Imlek di Sampit biasanya akan mencapai puncaknya pada Cap Go Meh. Momen ini dirayakan pada 15 hari setelah Imlek.
Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017