Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial, Khofifah Parawansa, menyayangkan dan meminta aksi perundungan terhadap Ari yang salah menyebutkan nama ikan tongkol, saat ditanyai Presiden Joko Widodo, dihentikan.

"Ini bukan lelucon, namanya anak-anak saya kira sangat wajar salah melafalkan kata-kata karena minimnya perbendaharaan kata mereka," kata perempuan menteri itu, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia yakin hal itu bukanlah kesengajaan. Buktinya, dalam melafalkan ikan paus, anak itu justru memenggal kata menjadi pa-us. Begitu juga ketika menyebutkan ikan teri yang berubah menjadi ikan teli lantaran si anak cadel.


Pro-kontra kemudian terjadi di media sosial terkait nama ikan yang kemudian diucapkan secara keliru oleh anak itu.


Sebagian menertawakan peristiwa penyebutan nama ikan oleh anak itu, sebagian menyatakan miris karena nama ikan (seharusnya adalah ikan tongkol), diucapkan menjadi nama lain alat vital laki-laki yang cukup saru (tidak patut) untuk diucapkan begitu saja, bahkan oleh orang dewasa sekalipun.

Dalam agenda Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2017, di Jakarta JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (26/1), Jokowi meminta seorang siswa SD menyebutkan nama-nama ikan yang ada di perairan Indonesia.

Beberapa nama ikan memang benar disebutkan, namun saat menyebut nama ikan tongkol, dia salah sebut hingga membuat hadirin tertawa terbahak-bahak. Adegan-adegan ini direkam dan videonya menjadi viral di media sosial.


Bukan itu saja, kejadian yang cukup menyita perhatian hadirin juga terjadi Jokowi menanyakan soal berupa hitungan matematika, yaitu berapa 2 x 2 x 2. Anak murid SD yang ditanya berkali-kali menjawab enam, padahal semestinya delapan. Publik hadirin malah tertawa-tawa.


Salah satu tema besar acara itu adalah peluncuran Kartu Indonesia Pintar, yang didanai pemerintah agar semua anak didik Indonesia bisa mendapat sumber biaya lain untuk membiayai pendidikannya. Tujuannya agar anak-anak didik Indonesia lebih pintar dan cerdas.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017