Semarang (ANTARA News) - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berkomitmen menangkal kabar bohong, informasi bohong, atau berita bohong alias hoax yang saat ini banyak beredar melalui internet.
"Mengenai misi pemerintah menangkal hoax ini kami melalui APJII Jakarta juga sudah menginisiasi dengan bertemu pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika," kata Ketua APJII Pengurus Wilayah Jawa Tengah, Priyo Suyono, di Semarang, Jumat.
Melalui koordinasi itu, APJII dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sepakat memberikan imbauan kepada masyarakat untuk memiliki kesadaran tinggi dalam menelaah berita yang beredar di media massa salah satunya melalui jaringan internet.
"Kami berharap masyarakat memiliki kesadaran ketika berita ini tidak benar, jangan asal disebar," katanya.
Meski demikian, diakuinya mengenai langkah penutupan konten tertentu sulit dilakukan oleh pihak penyelenggara jasa internet selama isi berita tersebut ada yang fakta dan ada yang hoax.
"Kecuali seluruh situs ini menyebarkan berita palsu, ini baru bisa ditutup situsnya. Itupun yang memiliki wewenang adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika," katanya.
Untuk langkah penutupan tersebut, prosedurnya adalah pihak kementerian memberikan surat elektronik kepada provider untuk selanjutnya penutupan situs bisa dilakukan.
Sementara itu, perusahaan telekomunikasi PT Smartfren Telecom saat ini juga aktif memfilter berbagai situs yang tidak diperlukan.
"Ini suatu bentuk komitmen kami untuk menjaga situasi lebih stabil," kata Regional Head PT Smartfren Telecom Jawa Tengah bagian Utara FJ, Arinto Utama.
Dia mengatakan sampai hari ini Smartfren merupakan operator lebih berbendera merah putih dibandingkan yang lain. Artinya, seluruh pemangku kepentingan di perusahaan hingga penanam modal semuanya di Indonesia.
"Kami masih punya komitmen menjaga itu, termasuk visi pemerintah menangkal hoax ini kami kawal. Salah satu langkah adalah situs yang tidak diperlukan sudah kami filter untuk tidak bisa diakses," katanya.
Meski tidak menjelaskan berapa banyak, dia mengatakan, hingga saat ini Smartfren sudah banyak menutup situs yang berpotensi menyebarkan berita bohong.
"Sadar atau tidak, inilah yang memecah belah bangsa. Jadi langkah tegas yang kami lakukan adalah menutup situs yang bersangkutan agar tidak dikonsumsi oleh masyarakat luas," katanya.
Pewarta: Aris Widiastuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017