Jerusalem (ANTARA News) - Otoritas Israel memberikan persetujuan akhir bagi 153 hunian bagi warga Yahudi di wilayah pendudukan Jerusalem timur, Kamis (26/1), menurut keterangan wakil wali kota.
Jumlah rumah bagi warga Yahudi di wilayah pendudukan meningkat drastis setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik.
Wakil Wali Kota Jerusalem Meir Turgeman mengatakan kepada AFP bahwa izin dari komite perencanaan kota tersebut merupakan salah satu dari rencana pembangunan yang tertunda akibat desakan dari pemerintah mantan presiden AS Barack Obama.
Turgeman mengatakan para pengembang "dapat mulai membangun besok".
Pascapelantikan Trump, Turgeman membahas rencana untuk sekitar 11 ribu rumah di wilayah pendudukan Jerusalem timur.
"Saya akan memberikan izin bagi ribuan rumah di Jerusalem dalam beberapa bulan ke depan," ujar Turgeman.
Izin tersebut diberikan untuk pembangunan rumah di permukiman Yahudi Gilo.
Israel mengumumkan rencana ekspansi permukiman di wilayah pendudukan beberapa hari setelah pelantikan Trump pada 20 Januari.
Pada Minggu, komite perencanaan kota mengizinkan pembangunan 566 unit hunian bagi warga Yahudi di Jerusalem timur.
Dua hari kemudian, Kementerian Pertahanan mengumumkan rencana pembangunan 2.500 hunian di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Trump berjanji memberikan dukungan kuat bagi Israel, dan pemerintah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemudian langsung memanfaatkan situasi.
Permukiman Yahudi Israel di wilayah pendudukan dianggap ilegal oleh masyarakat dunia dan merupakan rintangan utama terhadap proses perdamaian karena dibangun di tanah Palestina, demikian seperti dilansir AFP.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017