Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp13.346, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.332 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa fokus pelaku pasar uang sedang tertuju pada debat calon gubernur DKI Jakarta, dinamika politik domestik yang disertai kekhawatiran isu keamanan menjadi salah satu faktor pengurang daya tarik aset rupiah.
"Di tengah situasi itu rupiah rentan terkoreksi terhadap dolar AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa data ekonomi Amerika Serikat mengenai indeks sektor jasa di Amerika Serikat yang naik ke 55,1 pada Januari 2017 dari 53,9 pada bulan sebelumnya turut menjadi penopang dolar AS turut menjadi penopang dolar AS.
Di sisi lain, lanjut dia, fokus pelaku pasar juga akan tertuju ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan depan, kebijakan The Fed dalam pertemuan itu mengenai suku bunga acuan AS penting ditunggu.
"Suku bunga AS diperkirakan belum akan naik tetapi penting juga ditunggu respon Ketua The Fed Janet Yellen terhadap perkembangan kebijakan Trump," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam area penguatan diharapkan menjaga rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,15 persen menjadi 53,86 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,02 persen menjadi 56,25 dolar AS per barel.
"Diharapkan, dengan harga minyak mentah dunia yang berada dalam area penguatan menjaga fundamental ekonomi domestik," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017