Wina (ANTARA News) - Alexander Van der Bellen dilantik sebagai presiden Austria dalam upacara yang dilangsungkan di gedung parlemen bersejarah di Wina pada Kamis.
Presiden Dewan Federal Sonja Ledl-Rossmana secara resmi membuka rangkaian proses pelantikan, yang antara lain dihadiri oleh seluruh anggota parlemen federal.
Van der Bellen menyatakan sumpah, berjanji untuk menegakkan undang-undang dasar dan aturan hukum di negaranya.
Saat berpidato, presiden baru tersebut menegaskan kembali tekadnya untuk menjadi presiden yang mewakili semua golongan.
Van der Bellen, yang lahir dari kedua orang tua berkewarganegaraan Estonia, mengatakan dirinya memang bukan warga "Austria asli" namun ia mengingatkan bahwa Austria merupakan negara dengan "kesempatan tak terbatas."
Ia mendesak pemerintah Austria untuk bergerak menghadapi tantangan-tantangan penting, seperti sistem kemasyarakatan, pensiun dan kesehatan.
Ia juga berbicara tentang hubungan Austria dengan Uni Eropa dan mengatakan bahwa cerita menyangkut kelompok negara-negara Eropa itu "belum selesai."
Menjelang tengah hari, sang presiden baru berjalan menuju kediaman resminya, Hofburg.
Van der Bellen akan bertemu dengan para pemimpin pemerintahan koalisi serta menghadiri sebuah pesta pada hari yang sama.
Van der Bellen, yang didukung Partai Hijau, dalam pemilihan presiden pada awal Desember tahun lalu mengalahkan kandidat asal partai sayap kanan, Norbert Hofer.
Pemilihan pada Desember merupakan putaran pemilihan ulang setelah pemilihan sebelumnya pada Mei dibatalkan.
Pada Mei, Hofer kalah dari Van der Bellen dengan selisih angka tipis. Namun, partai pendukung Hofer menemukan bahwa penghitungan suara bermasalah. Hasil pemilihan kemudian dibatalkan.
Presiden Austria biasanya menjalankan peranan seremonial. Namun, presiden memiliki wewenang untuk membubarkan Dewan Nasional, yaitu dewan perwakilan rakyat, berdasarkan konstitusi.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017