"Saya pesan sejak November 2016 melalui distributor di Surabaya yang khusus mendatangnya barang-barang dari Taiwan. Alhamdulillah, barangnya sekarang lagi trial (uji coba)," ujar Diah Arfianti saat ditemui wartawan di rumahnya sekaligus tempat produksi di Jalan Ketandan Baru II, Surabaya, Kamis.
Menurut dia, mesin tersebut dipakai untuk menambah kapasitas produksi. Ini menyusul makin membanjirnya order yang diterima. Mesin roti yang dibeli owner Diah Cookies ini berupa oven convection 705 dan mixer SM-201 merek Sinmag, buatan Taiwan tahun 2016.
Untuk oven convection yang berkapasitas lima loyang tersebut dibeli seharga Rp45 juta. Sedangkan mixer (pengaduk adonan roti) ukuran 20 liter dibeli seharga Rp10 juta. Dua mesin roti ini biasa dipakai toko kue dan pastry yang memiliki brand ternama.
"Saya belinya tunai dari hasil menabung. Itung-itung buat investasi," kata perempuan berjilbab ini.
Menurut Diah, untuk satu loyang rata-rata bisa menghasilkan 3-4 toples kue kering. Saat ini, Diah dibantu empat orang asistennya yang bisa memproduksi 100 toples per hari. Dengan mesin baru tersebut, produksinya dipastikan naik dua kali lipat, 200 toples per hari.
"Pekan ini saya kejar deadline pesanan untuk perayaan Imlek, sekaligus persiapan Lebaran. Biasanya memang empat bulan sebelumnya saya sudah terima pesanan," kata Diah yang meraih juara pertama kategori Home Industry Pahlawan Ekonomi Award 2016.
Diah mengatakan dengan mesin roti baru ini, ia menargetkan bisa memproduksi 30 ribu toples selama 2017. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun 2016, dimana Diah Cookies telah memproduksi 15 ribu toples.
Untuk memenuhinya, selain menambah kapasitas barang, mulai Februari mendatang, Diah menambah asisten dari 4 orang menjadi 20 orang.
"Saya melibatkan warga sekitar kampung membantu saya. Biar mereka juga bisa merasakan mendapatkan penghasilan. Saya juga sudah menyewa rumah karena kalau produksi di rumah sendiri tidak memadai lagi," kata dia.
Ia menambahkan pengadaan mesin roti ini juga untuk pengembangan usahanya. Dimana, pada Juni nanti, ia tak akan melayani pembelian ritel alias ecer. "Ada 10 agen yang sudah membeli produk saya. Mereka tersebar di Surabaya, Gresik dan Bojonegoro," katanya.
Untuk menjadi agen, ia mematok persyaratan harus uang muka Rp30 juta. Uang itu dipakai sebagai belanja produknya. "Jika produknya tidak habis dijual, kami mengembalikan uangnya dalam jangka waktu yang telah disepakati," ujarnya.
Saat ini, harga kue yang dijual Diah Cookies bervariasi. Ada yang dijual Rp30 ribu, Rp75 ribu sampai Rp90 ribu per toples. Harga itu sesuai varian kemasannya. Untuk toples paling kecil ukuran 250 gram, ia membandrol Rp30 ribu.
Lebaran atau Natalan tahun lalu, Diah Cookies mampu memproduksi 1.500-2.000 toples setiap harinya. Semua produknya bisa ludes terjual hanya dalam sepekan.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017