Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat 55 poin dari posisi sebelumnya sebesar 13.360 menjadi 13.305 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak menguat kembali mejadi salah satu faktor yang menopang mata uang komoditas seperti rupiah.
Dengan harga minyak mentah dunia yang berada dalam area penguatan, diharapkan menjaga fundamental ekonomi domestik.
Terpantau harga minyak jenis WTI crude menguat 0,28 persen menjadi 52,90 dolar AS per barel; brent crude naik 0,49 persen menjadi 55,35 dolar AS/barel.
Ia menambahkan bahwa upaya dari anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan produsen lainnya yang mengurangi produksi juga diharapkan menjaga tren penguatan harga minyak.
Di sisi lain, lanjut dia, fundamental ekonomi Indonesia yang cukup optimistis pada tahun 2017 meski dibayangi ketidakpastian kebijakan global, terutama dari Amerika Serikat menambah daya tarik bagi investor untuk masuk ke aset berdenominasi rupiah.
Analis Binaartha Reza Priyambada menambahkan bahwa yield obligasi Amerika Serikat yang menurun membuat aset mata uang di negara berkembang cenderung terapresiasi.
"Namun, pelaku pasar diharapkan tetap mencermati berbagai sentimen yang dapat memengaruhi rupiah menjelang akan dirilisnya data ekonomi AS pada akhir pekan ini," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi 13.325 dibanding Rabu (25/1) pada 13.340 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017