... bahkan Trump tidak segan-segan membawa armadanya untuk menjaga Laut China Selatan...Jakarta (ANTARA News) - Ketua Ikatan Keluarga Alumni Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Irman G Lanti, menilai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan agresif di regional Asia Pasifik terutama pada bidang politik dan keamanan.
"Selama kepemimpinan Obama, ada kevakuman pengaruh di Asia Pasifik. Regional ini cenderung tidak diperhatikan," tutur Lanti, di Jakarta, Kamis siang.
Sejak beberapa tahun terakhir China sangat agresif dan sangat terang-benderang mengklaim secara sepihak hampir semua Laut China Selatan. China juga tidak malu-malu menggelar militer dan membangun basis-basis militer di pulau-pulau karang yang dia klaim di sana.
Agresivitas Trump itu, katanya, selain karena antipati Trum terhadap China, juga karena serbuan produk-produk China di Amerika Serikat. Ini sudah di ranah ekonomi negara.
Sejak beberapa tahun terakhir China sangat agresif dan sangat terang-benderang mengklaim secara sepihak hampir semua Laut China Selatan. China juga tidak malu-malu menggelar militer dan membangun basis-basis militer di pulau-pulau karang yang dia klaim di sana.
Agresivitas Trump itu, katanya, selain karena antipati Trum terhadap China, juga karena serbuan produk-produk China di Amerika Serikat. Ini sudah di ranah ekonomi negara.
"Untuk urusan keamanan bahkan Trump tidak segan-segan membawa armadanya untuk menjaga Laut China Selatan, bahkan jika punya kesempatan dia bisa semakin dekat dengan Indonesia," tutur Lanti.
Lebih lanjut Irman memaparkan, demi menangkal dominasi China di Asia Pasifik kemungkinan juga Trump akan menggandeng Rusia untuk memasuki kawasan titu apabila presiden yang berlatar belakang pengusaha itu memiliki pola pikir yang konservatif dalam kepemimpinannya.
Sementara itu, pakar hubungan internasional Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai sikap dan gaya kepemimpinan Trump cenderung keras serta tidak bisa ditebak sehingga harus diwaspadai oleh negara-negara lain.
"Jika ada yang tidak sesuai dengan dia, Trump yang akan mengakhirinya," kata dia.
Lebih lanjut Irman memaparkan, demi menangkal dominasi China di Asia Pasifik kemungkinan juga Trump akan menggandeng Rusia untuk memasuki kawasan titu apabila presiden yang berlatar belakang pengusaha itu memiliki pola pikir yang konservatif dalam kepemimpinannya.
Sementara itu, pakar hubungan internasional Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai sikap dan gaya kepemimpinan Trump cenderung keras serta tidak bisa ditebak sehingga harus diwaspadai oleh negara-negara lain.
"Jika ada yang tidak sesuai dengan dia, Trump yang akan mengakhirinya," kata dia.
Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017