Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyerukan kepada seluruh negara di dunia untuk turut berusaha menghentikan tragedi kemanusiaan dan kekerasan di Irak. Hal itu dikemukakan Yudhoyono saat membuka sidang majelis Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-116 di Nusa Dua, Bali, Minggu malam. "Tragedi kemanusiaan dan kekerasan di Irak harus berakhir dan diakhiri," katanya. Rakyat Irak, lanjut dia, harus diselamatkan dan didukung. Kepala Negara juga mengatakan pada pertemuannya dengan Presiden AS George Bush November 2006 , dirinya telah mengusulkan penyelesaian tiga jalur atau triple-track. Upaya itu antara lain adalah rekonsiliasi serta penguatan pemerintahan Irak, penarikan pasukan koalisi dan menggantinya dengan pasukan perdamaian dan rekonsiliasi Irak. Pada kesempatan itu Presiden menjelaskan pada kenyataannya dunia tidak dapat memiliki perdamaian yang stabil dalam jangka panjang jika masih ada sejumlah konflik di beberapa belahan dunia seperti di Irak, Palestina, Lebanon, Afganistan, Sri Lanka dan Sudan. Perdamaian dunia yang permanen, lanjut Presiden, juga tidak akan terwujud jika masih ada kemiskinan dalam skala besar, senjata pemusnah masal, rasisme, kecurigaan, dan ekstrimis. "Dan kita tidak dapat mencapai itu jika masyarakat internasional tidak bekerja sama untuk atasi ancaman terhadap keamanan seperti terorisme, bencana alam, kejahatan transinternasional, krisis keungan, dan lain-lian," katanya. Presiden menegaskan kerja sama internasional hanya dapat terwujud jika didukung jaringan kerja sama berkelanjutan dan dua arah. Dalam kerja sama global, baik negara maju ataupun berkembang dapat memainkan peran yang seimbang, misal negara maju lebih membuka pasar bagi produk pertanian negara berkembang atau melakukan investasi. Sementara itu negara berkembang berusaha menyediakan iklim investasi yang kondusif dan mempratekan pemerintahan yang baik. Pada pidatonya, Presiden juga mengatakan mengenai arti pentingnya pencapaian Tujuan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007