Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa keputusannya untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet secara terbatas awal Mei mendatang bukan karena dirinya ditekan dan digertak oleh parpol dan pihak mana pun juga. "Saya punya integritas. Saya punya posisi untuk tidak ditekan dan digertak sehingga 'reshuffle' terbatas ini sangat rasional. Setelah dua setengah tahun, saya lakukan evaluasi atas kinerja kabinet ini, dan dua setengah tahun berikut menjadi lebih baik dan efektif," kata Presiden dalam wawancara dengan TVRI di Istana Tampak Siring Bali yang disiarkan Minggu malam. Presiden menegaskan, "Maka, sah dan masuk akal kalau saya melakukan penataan secara tepat atas kabinet yang saya pimpin. Jadi, dasarnya evaluasi pemikiran yang rasional untuk sebuah kebaikan di masa depan,." Presiden menegaskan pula, keputusan untuk merombak kabinet tidak mungkin hanya karena desakan parpol atau pihak-pihak lain, karena risiko setiap keputusan atau kebijakan yang dikeluarkannya sangat besar terhadap kinerja pemerintahan yang dipimpinnya. "Tidak mungkin saya mengambil keputusan karena didesak atau karena ditekan. Pistol ditodongkan di kepala saya pun kalau tidak mungkin saya mengambil keputusan, itu tidak saya lakukan. Saya sangat rasional dalam mengambil keputusan dalam melakukan sesuatu termasuk kebijakan dalam memimpin negara ini. Terlalu besar risikonya kalau kita ambil keputusan emosional, atau melakukan sesuatu karena digertak atau dipaksa," katanya saat wawancara yang ditayangkan sekitar 30 menit itu. Presiden bahkan mengatakan bahwa akhir-akhir ini tidak ada pimpinan parpol yang melakukan penekanan kepada dirinya terkait persoalan "reshuffle" itu, meski ada juga beberapa pihak yang berusaha untuk mengajukan sejumlah nama untuk menjadi menteri di kabinetnya. "Justru akhir-akhir ini saya harus mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan parpol. Tidak seorang pun yang menekan saya, apalagi mendesak. Kalau ada pihak-pihak tertentu yang sangat ingin dengan berbagai cara berusaha, memang ada. Saya harus jujur itu," katanya. Menurut Presiden, perombakan kabinet secara terbatas yang akan dilakukannya bukanlah hal yang sangat luar biasa karena itu merupakan bagian dari tugas utamanya sebagai Presiden. "Ini sesungguhnya tidak sangat luar biasa. Saya sebagai Presiden menata kabinet untuk lebih efektif mengembang tugasnya," tambahnya. Presiden menjelaskan, bahwa dalam melakukan reshuffle kabinet maka dirinya akan mempertimbangkan semua aspek yang terkait seperti kondisi politik riil yang melingkupi pemerintahan sekarang ini. "Pertimbangan-pertimbangan menyeluruh kita lakukan, tetapi akhirnya saya yang menentukan. Saya akan melihat aspek-aspek lain agar sekali reshuffle ini dilakukan maka terjadi hubungan yang konstruktif dengan pihak-pihak lain. Riil politik mengatakan demikian," katanya. Presiden juga mengatakan, dirinya akan dan selalu melibatkan Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, dalam penyusunan dan perombakan kabinet selama ini sejak tahun 2004 lalu. "Wapres saya libatkan terus, dan beliau sangat tahu posisinya, dan saya senang karena meski Wapres menyarankan, tetapi keputusan akhir ada di tangan saya," katanya. Selain itu, Presiden juga meminta masukan dari tiga menteri koordinator (menko) yang pada pekan lalu diundangnya untuk menanyakan perkembangan di bidang yang dikerjakan tiga menko tersebut. "Saya tanya sesungguhnya dinamika di bidangnya masing-masing. Bagaimana kerja sama tim di antara menteri-menteri atau hambatan dalam pekerjaan selama ini dalam hal koordinasi. Dengan demikian saran dari Wapres, masukan dari menko akan melengkapi pertimbangan saya dan keputusan saya nanti," demikian Presiden Yudhoyono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007