Mata uang dolar AS yang sempat turun dalam beberapa hari terakhir mulai bergerak naik terbantu oleh indeks manufaktur Amerika Serikat yang meningkat
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp13.326, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.313 per dolar AS.
"Mata uang dolar AS yang sempat turun dalam beberapa hari terakhir mulai bergerak naik terbantu oleh indeks manufaktur Amerika Serikat yang meningkat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa indeks PMI sektor manufaktur Amerika Serikat pada Januari mengalami kenaikkan menjadi 55,1 dibandingkan 54,3 pada Desember 2016 lalu. Kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan manufaktur di negara kawasan Euro.
"Manufaktur AS itu menandakan performa ekonomi masih relatif solid," katanya.
Namun, lanjut dia, penguatan dolar AS relatif terbatas menyusul pernyataan Donald Trump yang tidak menginginkan dolar AS terlalu kuat karena dapat membuat perusahaan Amerika Serikat sulit berkompetisi.
Ia mengatakan bahwa mata uang rupiah secara umum masih terbuka ruang untuk kembali terapresiasi, menyusul harga komoditas seperti minyak mentah yang masih tinggi.
Sementara itu, Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa pergerakan rupiah relatif masih stabil menyusul ekspektasi investor terhadap The Fed tidak terlalu agresif untk menaikan suku bunganya pada tahun ini.
"Kebijakan Trump yang menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dapat berdampak negatif bagi ekonominya, karena Amerika Serikat masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap perdagangan internasional," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017