Bojonegoro (ANTARA News)- Pembuatan flim komunitas masyarakat Samin tidak akan lengkap tanpa melibatkan daerah Bojonegoro, Jatim, karena trah terakhir Samin Surosentiko asal Plosokediren, Randublatung, Blora, Jateng, Hardjo Kardi (67), sekarang menetap di Bojonegoro. Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro Syarif Usman, di Bojonegoro, Minggu, menyatakan adanya pembuatan film komunitas masyarakat Samin yang mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia merupakan langkah yang berani, karena di era sekarang ini sutradara lebih mengutamakan tema komersial. Menurut dia, film yang ada di Indonesia, termasuk sinetron, lebih banyak mengangkat tema percintaan, juga tema horor yang banyak disukai masyarakat tanpa harus mengajak berpikir dan menghayati nilai pesan moral yang ada di dalam film. "Di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang penuh kepalsuan mengangkat komunitas masyarakat Samin sebuah langkah yang tepat, karena selama ini masyarakat Samin dikenal sebagai simbol warga Indonesia yang jujur tampil apa adanya, " paparnya. Namun, mantan Manajer Sanggar Seni Gita Praja Bojonegoro itu mengatakan, pembuatan film tanpa melibatkan daerah Bojonegoro, juga ketokohan Hardjo Kardi, termasuk generasi muda yang ada di Dusun Jepang Desa Margomulyo, Bojonegoro, yang dikenal sebagai komunitas Samin, akan terasa hambar. Apalagi, lanjutnya, kalau saja sutradra film Egy Massadiah dan Akhlis Suryapati mau melakukan penelitian di Dusun Jepang, sebelum membuat film, maka akan memiliki dimensi lain, karena di sana ada generasi muda Samin yang sudah mulai berubah, di antaranya sudah ada yang menjadi sarjana. "Yang saya ketahui, peneliti luar negeri, baik dari Belanda, Perancis, juga peneliti lokal sebelum menulis program doktornya harus datang ke Jepang, `eman` (sayang) kalau film yang dibuat nanti hanya akan menjadi film dokumenter sepenggal, " tuturnya. Sementara itu, trah terakhir Samin Surosentiko, di Dusun Jepang Desa Margomulyo Kec. Margomulyo, Bojonegoro, Hardjo Kardi, Minggu, yang dimintai tanggapannya, menyatakan sebelum ini tidak pernah didatangi pembuat film asal Jakarta yang akan membuat flim komunitas masyarakat Samin. "Mbah Samin hidup di jaman Belanda, sehingga pembuatan film harus sesuai dengan realitas nilai perjuangan Mbah Samin melawan penjajah Belanda," ungkapnya. Pembuatan film komunitas masyarakat Samin sudah rampung sekitar 50 persen. Sebagai pemeran utama, Rendra berusaha untuk mengenal dan memahami cara hidup orang Samin karena ia dipercaya untuk memerankan tokoh Mbah Tarno dalam film "Lari Dari Blora" produksi Ibar Pictures dengan sutradara Akhlis Suryapati.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007