Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp6,3 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp23,7 triliun.
Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah dana diserap Rp6,3 triliun itu berasal dari seri SPNS11072017, PBS013, PBS014, PBS011 dan PBS012.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS11072017 mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,32831 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 11 Juli 2017 sebesar Rp14,5 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 5,15625 persen dan tertinggi 6,5 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS013 sebesar Rp3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,05057 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ini mencapai Rp6,84 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,875 persen dan tertinggi 7,625 persen.
Selain itu, jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp0,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,44966 persen dan tingkat imbalan 6,5 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp1,22 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,15625 persen dan tertinggi 7,625 persen.
Untuk seri PBS011, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,23 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,79917 persen dan tingkat imbalan 8,75 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2023 ini mencapai Rp0,64 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,78125 persen dan tertinggi 8,00 persen.
Sedangkan, jumlah dimenangkan untuk seri PBS012 sebesar Rp0,22 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,24931 persen dan tingkat imbalan 8,875 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2031 ini mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,1875 persen dan tertinggi 8,40625 persen.
Jumlah dimenangkan sebesar Rp6,3 triliun ini melebihi target indikatif yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp6 triliun. Penjualan Sukuk itu ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017