"Pemerintah harus bertindak cepat untuk menginvestigasi dan mengisolasi tempat-tempat yang menjadi lokasi terduga kasus antraks," kata Tulus dihubungi di Jakarta, Minggu.
Tulus mengatakan bahwa tindakan cepat pemerintah untuk menangani kasus tersebut perlu dilakukan agar virus antraks tidak menyebar dan menjadi kejadian luar biasa untuk binatang ternak dan manusia di luar wilayah yang saat ini menjadi lokasi terduga kasus virus antraks.
Selain itu, Tulus juga meminta pemerintah untuk mengawasi binatang ternak dan masyarakat yang memiliki ternak, khususnya di lokasi endemis agar virus tidak menyebar ke wilayah lain.
Sebelumnya, beberapa warga Desa Purwosari, Kabupaten Kulon Progo diberitakan positif antraks. Sebagian besar warga yang terindikasi antraks berasal dari Dusun Ngaglik dan sebagian kecil di Dusun Ngroto.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan bahwa pihaknya sudah mendengar bahwa Kementerian Kesehatan sudah melakukan penelitian dengan mengambil sampel di lokasi.
"Kabar yang kami dengar, Kementerian Kesehatan telah melakukan penelitian. Sampelnya telah diteliti di laboratorium, tetapi belum diumumkan secara resmi," kata Saleh.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan bahwa pengumuman resmi yang tidak kunjung dilakukan Kementerian Kesehatan itu menimbulkan tanda tanya. Apalagi, masyarakat yang resah terus menunggu hasil penelitian Kementerian Kesehatan itu.
Oleh karena itu, Saleh mendesak pemerintah untuk segera memastikan dugaan penyebaran virus antraks di Kulon Progo itu dan mengumumkan hasil penelitian secara resmi.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017