Baghdad (ANTARA News)- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Irak mendesak negara tetangga Irak memberikan dukungan kepada pemerintah Perdaana Menteri (PM) Nuri al Maliki dalam usahanya untuk membangun satu proses rekonsiliasi nasional. Ashraf Gazi, Wakil Khusus Sekjen PBB di Irak, mengatakan konferensi perdamaian internasional di Mesir adalah satu kesempatan bagi negara-negara yang pernah saling curiga untuk membangun hubungan dengan pemerintah Irak yang dipimpin kelompok Syiah. "Mereka masing-masing punya keprihatinan dan perspektif, tapi mereka memiliki satu andil bersama dalam stablitas Irak," kata Qazi dalam wawancara dengan dua wartawan di Zona Hijau Baghdad. Ia menimpali, "Tidak ada kecuali. Saya telah bertemu dengan para pejabat senior di negara-negara ini, semuanya memiliki keinginan sangat kuat untuk melihat Irak stabil dan bersatu, karena jika ada usaha-usaha untuk mengacaukan negara itu akan memberikan dampak negatif pada lingkungan keamanan mereka." Pada 3 dan 4 Mei, para menteri dari tetangga Irak , utusan-utusan dari lima negara anggota Dewan Keamanan PBB dan 60 negara industri akan bertemu di daerah wisata Sharm el Sheikh, Mesir untuk membicarakan kemelut di Irak. Tugas untuk memulihkan keamanan di negara yang porak poranda akibat aksi kekerasan itu ditandai dengan dengan satu serangan bom bunuh diri di kota Karbala, Irak tengah yang menewaskan paling tidak 58 orang dan mencederai 170 orang lainnya, Sabtu. Mengutip krisis yang menyebabkan hampir dua juta warga Irak yang mengungsi di negara-negara seperti Suriah dan Jordania, Qazi, seorang diplomat kawakan Pakistan mengatakan memburuknya situasi itu akan menganggu tetangga-tetangga Irak. "Jadi mereka jelas memiliki keinginan membantu terciptanya kondisi yang akan memungkinkan rakyat Irak dengan sukarela dan aman pulang ke Irak," katanya. Masyarakat kawasan itu dan internasional juga memiliki tanggungjawab karena mereka memiliki andil bagi keberhasilan Irak, jika tidak lingkungan keamanan mereka sendiri at
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007