"Salah satu caranya yang kita kembangkan yakni program elektronik pasung (e-pasung) yang diciptakan Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Dr Sukesi Apt.MARS," katanya setelah pemutaran film Mata Hati Mbah Djoyokadri di SMA Khadijah Surabaya, Minggu.
Khofifah mengatakan, Provinsi Jawa Timur dapat dijadikan salah satu provinsi yang bebas pasung karena penerapan e-pasung tersebut. Dia menjelaskan, dalam program e-pasung tersebut akan bisa dideteksi siapa dan di mana serta seperti apa kondisinya dan sudah pernah dipasung atau belum.
"Jadi beberapa kasus yang memang ditemukan di lapangan sebetulnya dia belum pada tahapan psikotik, tapi keluarganya sudah pada posisi yang kuwalahan karena anak tersbut sering keluar rumah," katanya.
Mensos mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi nasional untuk membicarakan beberapa kasus pemasungan yang masih terjadi di Indonesia.
"Saya dan dinas sosial di seluruh Indonesia mengharapkan 2019 Indonesia bebas pasung," ujarnya.
Ditanya tentang seberapa efektif program e-pasung tersebut, dirinya mengatakan sudah pernah meminta Sukesi untuk presentasi dan menurutnya program tersebut efektif karena didukung teman-teman SAKTI Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial) di lapangan.
"E-pasung akan memudahkan siapa saja untuk mengintervensi lanjutannya," tuturnya.
Dia menceritakan, telah muncul kasus yang baru pada dua minggu yang lalu tapi belum masuk pada e-pasung. Dalam kasus itu, tambahnya, ada tiga orang dalam satu keluarga yang dipasung.
"Saya langsung berkoordinasi dengan Kadinsos Jatim ternyata ada yang belum terdeteksi. Ternyata setelah ditelusuri, tiga orang ini pernah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Porong," tambahnya.
Dia menjelaskan, pasien ini sebetulnya sudah terdaftar namun terhapus karena sudah keluar dr rumah sakit.
"Oleh sebab itu diperlukan monitoring. Secara keseluruhan format e-pasung sangat membantu siapapun untuk penyembuhan siapapun yang mengalami kasus psikotik," pungkasnya.
Pewarta: Indra setiawan/Willy Irawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017