"Kita harus waspada akan sisi negatif globalisasi ini. Kita butuh ketelitian, kearifan, kebijaksanaan untuk mencerna informasi yang kita dapatkan, agar tidak tidak terseret dalam permusuhan dan perpecahan," kata Lukman dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, kemajuan teknologi informasi harus disyukuri sebagai nikmat karena memberi banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dia mengatakan jangan sampai kemajuan teknologi informasi justru memberi keburukan seiring kemudahannya dalam menyampaikan pesan ke khalayak, terutama berita bohong (hoax).
Di zaman kekhalifahan Islam, kata dia, pemimpin umat Muslim dibunuh oleh orang Islam lainnya hanya karena berita hoax. Kabar palsu terkait khalifah mampu menggerakkan para pembunuh pemimpin umat Islam. Informasi yang mereka miliki terkadang palsu dan tidak dilakukan uji kebenaran informasi.
Lukman mencontohkan bagaimana Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh karena berita bohong. Utsman dibunuh karena diisukan melakukan praktik KKN sedangkan Ali dibunuh karena terjadi salah paham.
Salah satu dampak dari peristiwa tersebut, kata Lukman, terjadi perbedaan pendapat terkait tafsir agama lalu berimplikasi pada perkembangan umat Islam hingga kini, baik dibidang syariah, akidah, tasawuf dan lainnya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017