Jayapura, Papua (ANTARA News) - Manajemen PT Telkom menegaskan pihaknya tidak menggunakan produk China untuk membangun Jaringan Optik Sulawesi Maluku Papua (SMPCS).
General Manager PT Telkom Wilayah Telekomunikasi Papua, Lonely Mangaranap, di Jayapura, Minggu, menjelaskan, untuk membangun jaringan optik di tiga pulau itu, mereka menggunakan dua perusahaan internasional berpengalaman.
"SMPCS ada dua paket, paket pertama Maluku dan Maluku Utara, itu dikerjakan Alcatel perusahaan dari Perancis," ujarnya.
"Sama halnya paket kedua untuk Area Papua dan Papua Barat, semua dibawa orang Jepang, kabel, SLT semua jepang yang ngerjain orang Jepang (PT NEC). Tidak ada penggunaan kabel (dari) China, makanya mahal," sambungnya.
Menurut dia SMPCS yang telah putus berulang kali dikarenakan faktor alam, tiga kali karena vulkanik an dua kali karena gempa tektonik, dan hal tersebut sulit dihindari oleh teknologi apapun.
Mangaranap mengungkapkan , PT Telkom telah mengambil langkah antisipasi terkait putusnya SMPCS akibat faktor vulkanik di perairan Kabupaten Sarmi, yaitu dengan menggesernya sejauh 20km dari lokasi awal.
Namun untuk posisi putus yang dikarenakan gempa tektonik, PT Telkom kesulitan untuk melakukan pergeseran karena jalur yang dilalui SMPCS dianggap yang paling memungkinkan karena kondisi geografis dasar laut yang rumit.
Terakhir, SMPCS putus di 9,7 km dari terminal landing station base-G, Kota Jayapura, pada kedalaman laut 1.100 meter pada 29 Januari 2016.
PT Telkom menjadwalkan proses perbaikan berlangsung hingga 26 Januari 2017, dan jaringan SMPCS akan kembali pulih sehari sesudahnya.
Atas penurunan layanan, pihak Telkom mengklaim telah merapkan kebijakan penyesuaian tarif kepada para pelanggannya, sesuai dengan fasilitas yang dinikmati selama jaringan tersebut mengalami kerusakan.
Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017