Koordinator pemuda Ansor Perwakilan Bali, Amron mengatakan, umat lintas agama di Bali sejak ratusan tahun silam hidup harmonis, rukun berdampingan satu sama lainnya.
Semua pihak lintas agama bertekad untuk lebih memantapkan kerukunan yang selama ini di Bali tidak pernah menimbulkan konflik.
"Kerukunan dan keharmonisan itu dapat dilihat jika salah satu umat beragama sedang merayakan hari besar keagamaan, misalnya Idul Fitri, Nyepi, Natal ataupun Imlek kami selalu bahu membahu untuk mengamankan peraayaan keagamaan tersebut," ujar Amron seusai mengikuti apel Kebhinekaan tersebut.
Ia mengaku pihaknya menolak keberadaan FPI dengan alasan organisasi itu bisa merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terkait laporan anggota FPI ke Polda Bali beberapa waktu lalu, tentang tuduhan petugas keamanan desa adat (pecalang) di Bali melarang warga Muslim untuk shalat Jumat itu sepenuhnya tidak benar, tegasnya.
Sementara Ketua panitia apel kebhinekaan tersebut Komang Mertayasa mengatakan, kegiatan itu untuk menyatukan agar menjadi kesepakatan bersama untuk menolak keberadaan FPI di Indonesia, khususnya Bali.
Menurut Mertayasa jangan perpecah NKRI dengan isu radikalisme, namun mari bersatu untuk tegakkan keutuhan NKRI.
"Jika ada FPI saya jelas menolak keras, jangan mengadu domba atas nama agama, mari kita bersatu untuk Indonesia yang damai dan tentram," ujarnya.
Pewarta: Pande Yudha dan Gembong Ismadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017