Kasus tahun 2013 adalah kejadian yang sudah kedua kalinya terjadi di mana ada petinju yang meninggal karena pertandingan ..."
Jakarta (ANTARA News) - "Trrrrr..." suara baling-baling dari pendingin ruangan tampak tidak berpengaruh untuk mengusir suasana pengap yang melingkupi satu bangunan di Jakarta yang disulap menjadi arena pertandingan tinju pada Sabtu malam (21/1).
Kendati pengap, bangunan gedung olahraga bulu tangkis Cenderawasih yang terletak di Jakarta Barat itu tetap dipadati para penggemar tinju yang antusias melihat pertandingan utama malam itu antara petinju Indonesia Tibo Monabesa dengan Rene Patilano (Filipina).
Suasana riuh bercampur pengapnya udara tersebut tidak membuat gentar Manajer Rene Patilano yang bernama Sareal Juan Lope. Bahkan, dia merasa optimistis jagoannya bisa menang atas Tibo.
"Saya yakin 90 persen kami menang, kami sudah berlatih keras dan memiliki strategi khusus untuk pertandingan malam ini melawan petinju tuan rumah," kata Sareal Juan saat ditemui jelang pertandingan.
Kedua petinju tersebut memang dijadwalkan bertanding pada Sabtu (21/1) untuk memperebutkan gelar juara WBC Internasional Silver kelas terbang ringan yang posisinya saat ini kosong (vacant).
Pertarungan Tibo yang berada di peringkat 22 kelas terbang ringan WBC menghadapi Rene yang berada di posisi 24 WBC itu, sekaligus menjadi penanda dicabutnya sanksi dewan tinju dunia tersebut pada Indonesia sejak 2013.
Sekira pukul 21.00 WIB pertarungan utama antara Tibo menghadapi petinju Filipina dari sasana Elorde tersebut bersiap dimulai. Pertandingan Tibo menghadapi petarung Filipina itu merupakan pertandingan pertama petarung berjuluk Il Duce tersebut di tingkat WBC.
"Hari ini, kita akan menyaksikan pertandingan utama memperebutkan gelar juara WBC internasional silver antara petinju Indonesia Tibo Monabesa berhadapan dengan Rene Patilano asal Filipina dan saya tegaskan sabuk ini akan jatuh ke Indonesia malam ini. So lets get to the Rumble," teriak Armin Tan, Promotor sekaligus manajer dan pelatih Tibo Monabesa di atas ring, yang disambut gegap gempita penonton.
Tepuk tangan dan riuh penonton yang meneriakan Indonesia dan Tibo memenuhi gelanggang seukuran dua lapangan bulu tangkis tersebut kala kedua petinju memasuki arena.
"Indonesia... Tibo...," teriak para penonton saat petinju berdarah Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut menaiki ring.
Saat bel ronde pertama berbunyi, jalannya pertarungan tidak semulus yang diharapkan pelatih dan kebanyakan penonton yang hadir di arena tersebut. Pasalnya petinju yang tergabung dalam sasana Armintan tersebut harus banyak menerima pukulan dari Patilano.
Tibo terus-menerus menerima pukulan masuk dari Patilano hingga ronde keempat di mana pukulan jab dan hook petinju berjuluk Nice Guy tersebut banyak yang masuk menghujam bagian tubuh Tibo.
Keadaan mulai berubah ketika memasuki ronde keenam dan ketujuh di mana Tibo mulai bisa mengimbangi gaya bertarung Patilano dengan melancarkan beberapa pukulan jab dan hook yang mengarah telak pada Patilano.
Di ronde delapan, Patilano yang terlihat mulai lelah menjadi peluang dan modal berharga bagi petinju berusia 26 tahun tersebut menunjukan kedigdayaannya dengan mendominasi ronde ini.
Tekanan Tibo tidak terhenti di ronde itu. Walau terlihat lelah, Tibo tetap melanjutkan dominasinya hingga ronde ke-11.
Melihat Tibo mendominasi pertandingan hingga jelang akhir pertarungan, di ronde 12 riuh penonton semakin bergemuruh di seluruh arena dan beberapanya meneriakan nama petinju 26 tahun tersebu untuk memberikan semangat.
"Ayo Tibo bisa ...," teriak beberapa penonton.
Dukungan penonton seakan menjadi tambahan tenaga bagi Tibo untuk bertarung. Tibo melancarkan serangan bertubi-tubi pada lawannya tersebut hingga bel tanda akhir pertandingan pun dibunyikan.
"Teng, teng, teng...," bel akhir pertandinganpun berbunyi. Penonton pun bersuka cita menanti hasil pertandingan.
Hasil pertandingan menunjukan Tibo menang angka mutlak atas Patilano dengan keputusan tiga hakim pertandingan Suwarno, Sumardi dan Yoce Darmawan memenangkan Tibo dengan nilai 116-112, 116-112 dan 117-111.
"Saya bahagia atas hasil ini, terima kasih pada Tuhan, keluarga, pelatih dan para pendukung. Saya akan berlatih dan berusaha lebih baik lagi untuk menuju ke jenjang berikutnya demi cita-cita saya menjadi juara dunia," kata Tibo selepas pertandingan.
Dengan kemenangan itu, Tibo dipastikan memperoleh gelar sebagai juara WBC Internasional Silver. Dengan memperoleh gelar tersebut, Tibo dipastikan memperbaiki peringkatnya dan membuka jalan lebih lebar untuk bisa menjadi juara dunia WBC (World WBC) yang saat ini dipegang oleh petinju Meksiko Ganigan Lopez.
Kesuksesan Tibo ini juga ternyata dihantui oleh sanksi dewan tinju dunia (WBC) dalam pertarungan yang menjadi penanda awal diberikannya lagi petinju-petinju tanah air kesempatan untuk bertarung di pertandingan yang diatur oleh badan yang terkenal memiliki aturan ketat tersebut.
Pasalnya, sebelum Tibo berlaga, Indonesia dilarang menggelar pertandingan profesional yang didaftarkan dalam agenda WBC akibat kematian petinju muda Tubagus Setia Sakti pada 2013 lalu selepas bertanding melawan Ical Tado.
Kala itu, Tubagus dipastikan meninggal karena mengalami pendarahan di otak. Pihak promotor mengaku telah mengikuti prosedur yang ditetapkan mulai dari timbang badan dan cek kesehatan menjelang pertandingan.
Akan tetapi, WBC menilai Indonesia tidak siap menggelar tinju profesional sesuai standarnya untuk mengutamakan keselamatan petinju.
"Kasus tahun 2013 adalah kejadian yang sudah kedua kalinya terjadi di mana ada petinju yang meninggal karena pertandingan, dan sejak itu Indonesia dapat sanksi. Dari investigasi saya, penyebab kematian sebagian besar karena masalah kecil, seperti ambulans yang tidak bisa keluar karena terhalang mobil parkir atau kesiapan perangkat pertandingan," kata perwakilan WBC di Indonesia, Chandru G. Lalwani.
Akhirnya, Indonesia bisa menggelar kembali pertandingan yang terdaftar dalam agenda WBC, setelah pihak promotor pertandingan Tibo versus Patilano menjamin semua persyaratan yang harus dilakukan mulai dari kelaikan para petinju untuk bertanding hingga kesiapan perangkat keselamatan pertandingan mulai dari dokter hingga ambulans.
"Promotor menyatakan siap untuk ini, tapi saya katakan ini harus berjalan sebaik mungkin karena ini adalah pertandingan uji coba kelaikan Indonesia menggelar pertandingan profesional sehingga saya tegaskan pada penyelenggara harus dipersiapkan sedetail mungkin, terutama mengenai keselamatan petinju," ujar Lalwani.
Pria berusia 80 tahun itu menambahkan, "Saya harap dari awal pertandingan ini berjalan lancar dan syukur sudah berjalan dengan mulus, karena perlu diingat bahwa jika sampai hari ini atau besok-besok berujung buruk lagi, akan berakhir dengan sanksi dan menjadi kerugian besar terutama bagi petinju yang akan jadi korban karena akan sulit untuk mendapatkan kesempatan bertanding."
Oleh Ricky Prayoga
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017