Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan masih berpeluang naik, terdorong ekspektasi deflasi pada bulan April. "Ekspektasi deflasi pada April ini akan mendorong indeks BEJ untuk melanjutkan kenaikannya," kata Analis Saham PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Namun, kata Luki, para pelaku pasar akan melihat deflasi ini disebabkan oleh penawaran atau permintaan yang turun. "Jika permintaan yang turun, bagus. Namun kalau penawaran turun, ini cenderung resesi," tambahnya. Dia juga mengungkapkan bahwa sentimen individu juga masih akan mendorong indeks BEJ untuk bergerak positif. "Laporan keuangan emiten yang bagus dan rencana pembagian dividen masih akan menjadi pendorong harga saham," katanya. Sementara makro ekonomi, katanya, hingga saat ini masih sesuai dengan ekspektasi pasar, setelah Menteri Keuangan mengindikasikan pertumbuhan ekonomi (Gross Domestick Product/GDP) kuartal I 2007 yang sekitar 5,7 persen-5,9 persen. Dia juga menambahkan secara sentimen dalam negeri masih positif, namun perdagangan saham juga akan dipengaruhi kondidi bursa regional. Selama pekan ini, IHSG ditutup naik 50,945 poin atau 2,58 persen dan untuk pertama kalinya dalam sejarah menembus level 2.000 menjadi 2.019,676 dan indeks LQ45 menguat 8,981 poin atau 2,12 persen ke level 432,021. Posisi indeks ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Penguatan indeks pada pekan ini lebih banyak didorong oleh penguatan bursa regional dan serta dorongan masuknya dana asing. Selain itu, masih positifnya makro ekonomi dan stabilnya rupiah juga menjadi pendorong indeks dalam pekan ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007