Kota Sungaipenuh di provinsi Jambi memiliki kekayaan kuliner yang khas melegenda seperti dendeng batokok dan ikan semah, kini soto semerup, ketan durian dan lamang tapai.
Dendeng Batokok
Dendeng batokok berbeda dengan dendeng biasa. Dendeng umumnya agak kering. Jika dikunyah seperti makan keripik. Sementara dendeng batokok bertekstur lembut dan rasa daging terjaga dengan bumbu yang berani sehingga nikmat dimakan begitu saja atau ditemani lado (cabe) merah encer khas Sungaipenuh.
Sejatinya, dendeng batokok juga ada di daerah lain seperti di Sumatera Barat. Cara membuat, sambal dan penyajian yang membuat dia berbeda. Di Sumatera Barat dendeng batokok ada yang disajikan dengan lelehan minyak sayur, ada juga yang agak kering denga lado ijo (hijau) di atasnya.
Di Sungaipenuh, dendeng batokok disajikan dalam bentuk sayatan segi empat, tekstur daging lembut setelah diberi bumbu dan ditemani dengan saus atau kuah cabe merah encer berbumbu.
Salah seorang yang merintis dendeng batokok di Sungaipenuh adalah Nenek Upik Manis pada Tahun 1972. Tradisi mengolah dendeng tersebut diturunkan hingga ke anak dan kini menurun lagi ke cucunya.
Sudah tiga generasi, Rumah Makan Tuah Sepakat di pusat kota itu bertahan dengan pelanggan terus berdatangan, baik pelanggan lama mau pun baru.
Meski awalnya uni Silvi, cucu Upik Manis, enggan berbagi resep, tetapi sikap ramahnya menyatakan dia tidak pelit ilmu. Rahasia dendeng Upik Manis ada pada proaes pengolahan daging yang direbus, lalu ditokok (dipukul) agar empuk bersama bumbu bawang merah, bawang putih, garam, asam lalu dibakar dengan bara api.
Itu saja? Tentu tidak. Ada bumbu lain yang tidak disampaikan karena menjadi resep keluarga. Penjual dendeng batokok cukup banyak di Sungaipenuh dan masing-masing punya resep keluarga tersendiri.
Satu yang pasti, selembar dendeng batokok Upik Manis tidak akan memuaskan selera Anda karena harus menanti dendeng matang pada pukul 11.00 wib. Dan jangan datang terlambat karena usai jam makan siang persediaan hari itu akan habis. Silakan menanti esok hari lagi.
Namun, jangan khawatir karena masih ada beberapa rumah makan yang menjual dendeng batokok di Sungaipenuh.
Soto Semerup
Kuliner yang melegenda lainnya adalah Soto Semerup. Tampilannya seperti soto padang. Kuahnya kuning dengan irisan daging kering (dendeng), sepotong kentang goreng, soun lalu dituang kuah berbumbu kaya rempah-rempah dalam mangkok.
Untuk menambah kelezatan bisa ditambah dengan telur rebus dipotong kecil-kecil, seulas jeruk nipis, kecap, cabe dan kerupuk emping. Rasanya nikmat, paduan asam jeruk, gurih telur dan daging dendeng serta rasa emping yang menyatu.
Bisa juga dimakan dengan nasi yang dicampur dalam mangkok atau dipisah dalam piring. Kunci nikmatnya sudah pasti pada kuahnya yang membedakannya dengan soto Padang.
Kuah soto Semurup merupakan paduan rempah-rempah jahe, lengkuas, bawang putih, garam, cuka, kunyit, kaldu daging dan tulang. Soto Semurup ternama adalah racikan Ibu Zubaidah yang eksis sejak tahun 1982 dan kini dikelola anaknya, Afrida.
Untuk menikmatinya di tempat yang pertama, cari rumah makannya di Semurup, dekat pasar. Jaraknya 11 kilometer dari Sungaipenuh.
Ketan Durian
Kuliner favorit lainnya di Sungaipenuh adalah ketan durian. Makanan ini mulai buka pada sore hari sekitar pukul empat atau lima sore di pusat kota dekat tugu.
Penjual menggunakan gerobak dorong dan menjajar tiga jenis ketan, yakni ketan hitam, merah dan ketan putih. Andalannya sudah tentu durian.
Pilihan kualitas ketan dan cara memasak yang pas akan menjadikan rasa ketan yang gurih dan rasa manis yang tipis. Penjual termasuk pintar memilih buah durian karena akan mempengaruhi kenikmatan makan ketan yang lengket.
Sejak dibuka hingga malam, penjual tak berhenti melayani pelanggan. Nasib apes jika durian habis maka harus sabar menunggu penjual membeli durian dulu.
Hidangan lain yang harus dicoba adalah lamang tapai. Kudapan ini ramai dijual di bulan puasa, jika tidak maka cukup ke pasar tradisional di pusat kota dan tanya dimana dijual lamang tapai.
Di hari biasa hanya ada dua yang menjual. Ketan dimasak dalam bambu yang diselimuti daun pisang muda lalu dibakar.
Hasilnya ketan bulat panjang yang biasa disebut lemang atau lamang. Di sejumlah daerah, lamang dimakan dengan parutan kelapa, pisang goreng hingga rendang.
Di Sungaipenuh, seperti di beberapa daerah lain, teman lamang adalah tapai ketan hitam. Cara memasak ketan hitam dan pemilihan ragi yang baik akan menghasilkan tapai yang manis.
Dua jenis ketan diolah dengan cara berbeda. Yang satu dimasak dalam bambu lalu yang kedua ditanak lalu diberi ragi menjadi tapai. Nikmat keduanya membuat lupa segalanya, mertua lewat diabaikan.
Satu lagi yang nikmat adalah ikan semah. Ikan endemik Kerinci itu semakin langka sehingga rumah makan yang biasa menghidangkan ikan danau itu acap mengabarkan bahwa ikan itu kosong alias tidak bisa disajikan hari ini.
Namun jangan kecewa. Mencari makanan enak di Sungaipenuh semudah mencari pasar swalayan mini di kota-kota besar. Mudah dan ada dimana-mana.
Setiap rumah makan atau warung memiliki rasa yang berbeda dan pas dengan selera serta ramah di kantong. Contohnya, rumah makan di pinggir jalan dekat Danau Kerinci. Tempatnya sederhana dan yang dijual bukan hanya ragam masakan, udang galah sungai, aneka ikan danau, sup iga, urap hingga petai, tetapi juga danau indah dikelilingi gunung berselimut awan.
Makan enak sambil menikmati danau seluas 4.200 hektar di ketinggian 783 meter di atas permukaan laut dan diiringi angin sejuk. Perut mudah lapar, selera mudah lepas dan masakan enak tinggal pilih. Klop sudah.
Oleh Erafzon SAS
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017