Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Tjahya Widayanti mengatakan saat ini, ekspor produk rambut palsu Indonesia masih didominasi ke Amerika Serikat (AS). Indonesia dinilai perlu menggali pasar-pasar lain yang lebih potensial.
"Indonesia perlu menggali potensi-potensi tersebut agar tidak terlalu bergantung pada AS mengingat kondisi perdagangan luar negeri di AS yang diperkirakan akan lebih protektif terhadap impor di masa mendatang," kata Tjahya, dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Jumat.
Amerika Serikat masih menjadi pasar utama produk rambut palsu dengan pangsa ekspor sebesar 66,94 persen dan mencatat tren kenaikan rata-rata sebesar 5,67 persen.
Selain Amerika Serikat, produk rambut palsu Indonesia juga memiliki pangsa di Malaysia sebesar 12,66 persen, Inggris 4,69 persen, Jerman 3,42 persen, Korea Selatan 2,61 persen, dan Kanada 0,83 persen.
Tjahya menambahkan, AS mendominasi permintaan produk rambut palsu dunia dan menyerap hampir setengah dari pasokan rambut palsu dunia, yakni mencapai 48,38 persen. Sementara Nigeria menyerap 9,86 persen, Jepang 4,68 persen dan Uni Emirat Arab 4,12 persen.
Pasar Amerika Serikat menunjukkan tren impor positif sebesar 1,64 persen dari dunia.
"Hal ini menunjukkan bahwa permintaan impor produk rambut palsu diperkirakan masih akan meningkat," kata Tjahya.
Tingginya permintaan rambut palsu bermula dari tren kecantikan menggunakan hair extension di Negeri Paman Sam tersebut. Pengaruh dunia hiburan dengan tren rambut selebritas merupakan faktor utama tingginya permintaan produk rambut palsu di negara tersebut.
Perdagangan produk rambut palsu Indonesia secara keseluruhan mencatat surplus sebesar 338,5 juta dolar AS pada 2015. Indonesia memiliki pangsa sebesar 7,28 persen terhadap total ekspor dunia.
Saat ini, Indonesia merupakan eksportir kedua terbesar rambut palsu di pasar dunia setelah China.
Negeri Tirai Bambu itu masih menjadi pesaing utama Indonesia di pasar global dengan pangsa 78,59 persen. Ekspor rambut palsu China juga masih mencatat tren kenaikan yang signifikan yaitu 13,82 persen.
Indonesia juga perlu mewaspadai negara kompetitor lain yang cukup tinggi tren kenaikan ekspornya, seperti Bangladesh sebesar 99,98 persen, Senegal 87,97 persen, Inggris 19 persen, AS 13,04 persen, dan Filipina 12,94 persen.
Tjahya menambahkan, strategi khusus untuk mengoptimalkan ekspor rambut palsu dalam negeri antara lain dengan meningkatkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri . Selain itu, mengikuti pameran dagang dengan mengikutsertakan pelaku industri produk rambut palsu serta industri kosmetik.
Pada 2015, ekspor rambut palsu tercatat 340,87 juta dolar AS. Pada Januari-Oktober 2016, ekspor mencapai 313,61 juta dolar AS.
Ekspor rambut palsu memiliki peranan sebesar 0,29 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia.
Adapun komposisi ekspor rambut palsu terdiri atas ekspor rambut palsu utuh dari bahan sintetik, jenggot, alis dan bulu mata palsu dari bahan sintetik, jenggot, alis, dan bulu mata palsu dari rambut manusia serta dari bahan lain.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017