Jakarta (ANTARA News) - Rusia menyasar kelas menengah yang tumbuh di Indonesia dan Asia Tenggara menjadi wisatawan di negeri yang terkenal akan bangunan bersejarah dan fenomena alam tersebut, sebagai upaya membalik resesi ekonomi panjang selama dua tahun terakhir.
Kepala Badan Pariwisata Rusia untuk Asia, Alexander Busov, Jumat, mengunjungi Jakarta untuk mempromosikan tujuan-tujuan wisata di negaranya di hadapan puluhan perusahaan jasa perjalanan Indonesia.
Pariwisata kini menjadi pilihan alternatif bagi Rusia untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang terus turun sampai ke level negatif dalam dua tahun terakhir, akibat rendahnya harga minyak dunia dan sanksi negara-negara Barat yang memukul sektor energi yang selama menjadi andalan.
Sektor pariwisata selama beberapa tahun terakhir selalu menyumbang empat sampai enam persen produk domestik bruto dengan kontribusi pembukaan lapangan kerja mencapai hampir empat juta. Rusia juga menempati peringkat ke-10 negara tujuan turis asing pada tahun lalu.
Namun pengunjung asing di negeri beruang itu kebanyakan berasal dari sesama negara Eropa. Sementara wisatawan dari kawasan Asia Tenggara masih sangat sedikit meski mempunyai jutaan kelas menengah baru yang mampu berlibur ke luar negeri.
Statistik dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa wisatawan ke luar negeri telah mencapai 6,3 juta orang pada 2015 dan selalu naik setiap tahunnya.
"Jumlah turis asal Indonesia yang mengunjungi Rusia ada sekitar 20.000 orang pada tahun lalu, kalah jauh dibanding Prancis yang menjadi favorit bagi 200.000-an orang Indonesia," kata kepala asosiasi biro perjalanan wisata Indonesia, Asnawi Bahar, yang juga hadir dalam promosi Rusia, di Jakarta, itu.
Asnawi menduga kurangnya antusiasme warga Indonesia untuk mengunjungi negara dengan daratan terluas di dunia itu disebabkan kurang promosi dan citra Rusia di mata wisatawan yang masih buruk. Hal ini dibuktikan survei Asosiasi Biro Perjalanan Rusia (ATOR), bahwa ada keluhan tentang buruknya infrastruktur dan rasisme.
Padahal, Rusia kini bisa menjadi tujuan melancong ke luar negeri yang lebih murah, relatif dibanding negara-negara Eropa lain, di tengah terus turunnya nilai mata uang rubel.
Namun di sisi lain, Asnawi memperkirakan kunjungan ke Rusia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 50.000 orang pada tahun 2018 saat negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Busov, sang kepala badan pariwisata Rusia untuk Asia, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah membuka kantor pusat informasi untuk biro perjalanan di negara-negara Asia Tenggara di Hanoi yang ingin mencari rekan bisnis dengan jaminan pemerintah.
"Kami ingin memastikan pelaku biro perjalanan bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi wisata di negara kami dan mendapat rekan bisnis yang dapat diandalkan karena dijamin langsung oleh pemerintah Rusia," kata Busov, yang ingin menghapus citra negatif negaranya di mata publik Indonesia.
Rusia bahkan telah mengantisipasi kebutuhan turis Muslim asal Indonesia dengan menyiapkan paket-paket wisata halal bersertifikat internasional.
"Kami berharap dengan promosi ini, jumlah kunjungan dari negara kami ke Indonesia atau sebaliknya bisa lebih berimbang," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, dalam kesempatan yang sama.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017