Pria itu --yang berusia 47 tahun-- bersama dua rekan perempuannya berusaha menyeberangi bagian East Alligator River, yang memiliki reputasi buruk, di Cahills Crossing sekitar pukul 16.00 waktu setempat Kamis, ketika buaya tersebut menyerang dan menewaskan lelaki itu.
Juru bicara bagi Polisi NT mengatakan mayat pria tersebut ditemukan sekitar empat jam kemudian, sekitar dua kilometer menuju hilir.
"Tepat setelah pukul 20.20 waktu setempat polisi menemukan mayat lelaki itu dua kilometer ke arah hilir. Satu buaya ada di dekat mayat tersebut," kata juru bicara itu kepada Nine Network.
"Buaya tersebut ditembak di lokasi dan mayat pria itu diangkat. Mayat tersebut telah dibawa pergi," kata juru bicara itu, sebagaimana dikutip Xinhua di Jakarta, Jumat siang.
Juru bicara tersebut mengatakan daerah di dekat Cahills Crossing dipenuhi buaya besar, dan polisi terus memperingatkan masyarakat serta wisatawan agar tidak berusaha menyeberangi jalur dataran rendah kecuali mereka menggunakan kendaraan yang cocok.
"(Daerah ini) memiliki reputasi buruk karena banjir, dan kami terus mengirim pesan untuk memberitahu warga agar tidak masuk," kata polisi.
Sementara itu, Wakil Inspektur Polisi Norther Territory Bob Harrison mengatakan lelaki tersebut melakukan tindakan "bodoh", sebab ia menyeberangi daerah rawan yang dipenuhi buaya raksasa.
"Cahills Crossing memiliki reputasi buruk karena buaya dan menyeberanginya buat adalah perbuatan bodoh," kata Harrison kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Jumat.
"Orang menguji nasib, karena tahu ukuran buaya di daerah itu," katanya.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017