Jakarta (ANTARA News) - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menyampaikan surat terbuka untuk Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump yang akan segera dilantik pada 20 November 2017.
Dalam surat terbuka FPCI yang dibacakan Pendiri FPCI Dino Patti Djalal di Jakarta, Kamis, disampaikan sejumlah isu yang diharapkan direspon dengan bijak oleh Presiden Trump yang akan memimpin negara super power tersebut nantinya.
Diantaranya isu hubungan dunia Islam dan dunia Barat. Menurut Dino, kualitas hubungan dunia Islam dan dunia Barat merupakan salah satu kunci yang menentukan bagi perdamaian dunia. Bila salah menangani, hal itu akan membawa penderitaan. Namun bila tepat, akan menjadikan kesejahteraan.
Dalam surat terbuka, ia menyebutkan Islam merupakan agama besar. Saat ini terdapat 1,6 miliar penduduk dunia beragama Islam atau seorang muslim dari setiap empat penduduk di dunia. Islam menjadi salah satu agama dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat. Untuk itu, FPCI berharap Presiden Trump melihat Islam dengan penilaian terbaik dan bijaksana.
Terkait dengan dunia Islam, FPCI mendorong agar Presiden Trump nantinya tetap bekerja untuk mewujudkan solusi dua negara Palestina dan Israel, dan tidak memundurkan upaya perdamaian tersebut.
Untuk itu, menurut dia, ide untuk memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem justru akan memicu pergolakan yang lebih besar dari rakyat Palestina dan semakin memperumit proses perdamaian di masa depan.
"Kemampuan anda untuk bekerja mewujudkan perjanjian damai yang permanen Palestina-Israel dan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat akan menjadi warisan terbesar anda dan yang paling berharga yang anda berikan untuk perdamaian dunia dan kemanusiaan," katanya.
Selain itu, FPCI berharap Amerika Serikat tetap mempertahankan Kantor Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Terkait isu regional kawasan, FPCI berharap Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Trump tetap komit dalam menjalin hubungan kerjasama yang baik di Kawasan ASEAN dan Asia Timur. Untuk itu, ia berharap Presiden Trump nantinya menghadiri secara langsung KTT Asia Timur 2017 yang akan berlangsung di Filipina dan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC di Vietnam.
Para pemimpin di kawasan Indo-Pacific, menurut Dino, ingin mendengar secara langsung dan jelas dari Presiden Trump tentang rencana regional Amerika Serikat.
FPCI juga mengharapkan agar Presiden Trump mengelola dan menjaga hubungan baik antara Amerika Serikat dan China. FPCI mengharapkan keduanya dapat saling bekerjasama lebih erat.
Dino mengatakan, China merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang menjadi mitra penting bagi negara-negara di Kawasan. "Hubungan Amerika-China yang buruk, jelek untuk bisnis," katanya.
Terkait soal lingkungan, FPCI mengharapkan komitmen Amerika untuk tetap mempertahankan kesepakatan perubahan iklim Paris 2015.
Selain itu, FPCI juga berharap Amerika Serikat di masa Presiden Trump dapat meratifikasi UN Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).
Di akhir surat terbuka, FPCI mengingatkan agar Presiden Donald Trump tidak takabur, yaitu sifat tidak mau mendengarkan nasihat yang baik, terlalu percaya diri, ceroboh dan arogan.
"Hampir seperti hukum alam dalam kehidupan, bisnis, politik dan diplomasi, setiap orang yang takabur akan gagal," katanya.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017