Jakarta (ANTARA News) - Komika Pandji Pragiwaksono dan Ari Kriting turut menghadiri acara Peringatan 10 Tahun Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta.
Pandji menilai Kamisan bukan hanya aksi dari para anggota keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM), melainkan sudah menjadi simbol perjuangan mencari kebenaran di Indonesia.
"Agak getir memperingati 10 tahun ini. Saya merasa sedih. Mereka sudah tidak berdiri untuk mereka sendiri, tapi mereka adalah simbiol perjuangan," kata Pandji yang juga ikut mengisi acara pada 10 Tahun Kamisan itu.
Pandji mengakui bahwa perjuangan menuntaskan kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih panjang sehingga ia mengajak para pemuda ikut berjuang melalui karya.
"Saya menulis lagu rap, juga membicarakan HAM selama tur keliling dunia sebagai wujud pengabdian kami lewat karya," tutur Pandji.
Komika Ari Kriting menilai aksi bungkam Kamisan merupakan perjuangan untuk terus merawat ingatan bangsa tentang kejadian-kejadian di masa lalu.
Ari menilai kebebasan berekspresi, termasuk kebebasan bicara lewat stand-up komedi, adalah hasil perjuangan para pejuang HAM di masa lalu.
"Mereka berjuang untuk kebebasan berpendapat. Sekarang kami menikmati kebebasan ini, namun sedihnya mereka sudah tidak ada dan tidak mendapatkan kebebasan itu," kata Ari Kriting.
Ia menambahkan, "Saya bisa bebas bicara di mana-mana lewat stand-up karena perjuangan Abang Munir dan Abang Wawan."
Selain Pandji dan Ari, turut hadir juga seniman Melani Subono, Jaya Suprana, para aktivis HAM Haris Azhar, Usman Hamid, Suciwati Munir dan keluarga korban lainnya.
(Baca: 10 Tahun Kamisan, mengenang korban pelanggaran HAM)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017