Direktur Mayora Indah David W Atmadja di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa perseroan bakal menggunakan dana hasil penerbitan obligasi itu untuk melunasi sukuk mudharabah II perseroan tahun 2012 sebesar Rp250 miliar yang akan jatuh tempo pada 2017.
"Sisanya dana setelah pelunasan akan digunakan untuk modal kerja perseroan," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa perseroan menawarkan PUB I tahap I itu dalam dua seri. Seri A memiliki tenor selama 5 tahun dengan kupon yang ditawarkan sebesar 8,5-9,25 persen, sedangkan seri B selama 7 tahun dengan kupon 8,75-9,5 persen.
Pada tahun 2017 ini, Mayora menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15-20 persen menjadi Rp20,7 triliun hingga Rp 21,6 triliun dibandingkan perkiraan pendapatan sepanjang 2016 sebesar Rp18 triliun. Sementara laba bersih ditargetkan sekitar Rp1,6 triliun, tumbuh dari proyeksi tahun 2016 sekitar Rp1,3-Rp 1,4 triliun.
Direktur Utama Mayora Andre Sukendra Atmadja mengatakan bahwa untuk mencapai kinerja terbaik, perseroannakan melakukan berbagai strategi, salah satunya dengan fokus pada diversifikasi produk, penggunaan bahan baku domestik, strategi pemasaran terarah, peningkatan teknologi produksi, harga produk terjangkau dan penambahan kapasitas produksi.
Menurut dia, dengan potensi pasar yang masih besar, Mayora dapat mengembangkan basis pelanggan yang beragam tidak hanya berasal dari lokal tetapi juga multinasional.
"Dengan begitu, kami optimistis obligasi ini akan diserap investor sehingga menjadi investasi yang menarik," katanya.
Mayora menunjuk empat perusahaan efek sebagai penjamin emisi (underwriter) penerbitan obligasi itu, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT BCA Sekuritas da PT Sucorinvest Central Gani.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017