Wakil Ketua Umum Satlak Prima Lukman Niode di Jakarta, Rabu, mengatakan aplikasi yang akan digunakan disebut Integrated Atlet Monitoring (IAM). Sesuai dengan rencana, aplikasi yang merupakan sebuah terobosan ini bakal diluncurkan 1 Februari.
"Dengan menggunakan aplikasi ini, kondisi atlet akan terpantau dengan detail dan bisa dilihat setiap saat. Saat ini proses persiapan penggunaan aplikasi ini sedang berjalan," katanya kepada media.
Menurut dia, semua atlet yang dipersiapkan untuk SEA Games 2017 maupun Asian Games 2018 akan mengisi data yang sudah tersedia di aplikasi. Data yang harus dimasukkan oleh atlet ini di antaranya adalah waktu tidur, berat badan, denyut nadi, warna air seni serta kondisi seluruh badan.
Terkait dengan sistem pendataan, kata dia, atlet harus mendapatkan pemantauan dari petugas Satlak Prima dan dikoordinasikan oleh pelatih.
"Dengan adanya aplikasi ini, kondisi atlet yang kurang prima langsung kelihatan. Penangannya juga bakal lebih cepat," kata mantan atlet renang nasional itu.
Persiapan untuk menghadapi SEA Games 2017 saat ini memang sudah berjalan. Indonesia pada kejuaraan dua tahunan ini bakal turun di 32 cabang olahraga yang semuanya berpeluang untuk menyumbangkan medali emas.
Yang berbeda dari SEA Games 2015 Singapura, Indonesia bakal menurunkan mayoritas atlet muda. Adapun persentase atletnya mencapai 48 persen dari total atlet yang diberangkatkan. Sesuai dengan rencana, jumlah atlet yang dikirim ke Malaysia sebanyak 250 orang.
Jumlah atlet ini mengalami penyusutan cukup banyak dibandingkan SEA Games sebelumnya yang mencapai 547 atlet. Hal ini dilakukan karena atlet yang diberangkatkan hanya yang berpotensi meraih medali emas.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017