Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) Prasetio menyebut pasar dunia sudah banyak mengincar potensi bisnis perusahaan sehingga pihaknya akan terus melakukan upaya pengembangan pasar internasional.
"Potensi pasar kami sudah banyak permintaannya," katanya dalam kunjungan media ke pabrik pencetakan uang Peruri di Karawang Timur, Jawa Barat, Rabu.
Prasetio menuturkan pihaknya memang terus berupaya mengembangkan bisnisnya di kancah internasional. Hal itu sesuai dengan strategi yang dicanangkan perusahaan sejak 2016 untuk bisa menembus pasar regional dan luar regional.
"Hingga saat ini sudah ada sejumlah document security (dokumen berstandar keamanan) kita yang sudah masuk Asia Tengah dan Afrika. Permintaan Amerika Selatan dan Amerika Latin juga ada, Afrika juga banyak," katanya.
Menurut Prasetio, potensi pasar yang terbuka untuk bisnis Peruri cukup terbuka luas. Salah satu pendukung terbukanya pasar internasional adalah lantaran perusahaan itu tergabung dalam forum internasional sehingga telah dikenal pencapaiannya.
Namun, ia mengaku masih terus melakukan kajian sebelum menyetujui permintaan pasar internasional.
"Di depan mata pasarnya cukup terbuka luas, hanya kami enggak mau janji atau konfirmasi yang nanti berujung dengan tidak bisa deliver (memenuhi pesanan)," katanya.
Prasetio juga mengaku masih perlu meningkatkan kualitas produksi jika ingin memenuhi kebutuhan internasional.
"Tapi kami harus lihat lebih dalam, jangan sampai kita sudah investasi market-nya tidak mampu serap kebutuhan investasi," tuturnya.
Hingga saat ini, perusahaan pelat merah itu telah memiliki klien internasional seperti Filipina, Nepal, Sri Lanka dan Bhutan.
Permintaan pasar internasional, lanjut Prasetio, juga meliputi logam non uang seperti medali.
"Itu permintaannya banyak, dan kami harus meningkatkan kompetensi seperti itu. Singapura adalah salah satu tolok ukur kami karena punya industri yang cukup baik dan maju. Tolok ukur lainnya China, India dan Inggris," pungkasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017